SEBUAHplikasi wirausaha Majoo mengumumkan pendanaan putaran pertama seri A senilai US$ 10 juta atau setara kisaran Rp150 miliar (dengan kurs US$1 = Rp15.000). Putaran pendanaan Seri A ini dipimpin oleh investor ekuitas yang berfokus pada teknologi keuangan berbasis di London, Inggris, dengan partisipasi dari deretan investor lainnya seperti BRI Ventures, AC Ventures, Quona Capital dan Xendit.

Hingga Juli 2022,  Majoo menunjukkan kesesuaian pasar produk dengan berhasil merangkul 35.000 pelaku usaha dari seluruh Indonesia. Sebesar 96% adalah pengguna aktif dengan retensi 12 bulan. Sejak peluncurannya, Majoo mencatatkan akumulasi nilai transaksi sebesar 166 juta transaksi UMKM atau setara dengan $940 juta. Tumbuh lebih dari 800% sejak pandemi, majoo berfokus untuk membuka potensi UMKM Indonesia lebih besar dengan menyediakan lebih banyak produk, memperluas jangkauan pelanggan, dan memulai kemitraan untuk mempercepat penetrasi pasar.

Melalui pendanaan ini, Majoo akan melanjutkan misi jangka panjang untuk terus menghadirkan inovasi serta teknologi komprehensif dan menjadikannya sebagai solusi ujung ke ujung SaaS terlengkap, melalui satu aplikasi banyak fungsi, satu harga untuk semua kebutuhan wirausaha. Fitur Majoo mulai dari kasir online, pencatatan inventaris, pengelolaan karyawan termasuk pencatatan absensi, pencatatan komisi, hingga penggajian bisa diatur secara otomatis untuk UMKM Indonesia yang kemudian akan menjadi pendorong pertumbuhan bisnis UMKM di Indonesia.

Pendiri dan CEO Majoo Indonesia Adi Wahyu Rahadi mengatakan, dengan pendanaan ini, pihaknya bakal terus memperluas pasar di Indonesia, dengan menawarkan solusi komprehensif untuk UMKM dalam menjalankan operasional bisnis dan membantu menumbuhkan bisnis mereka.

Pendanaan ini menandai fase pertumbuhan baru bagi perusahaan, dengan dukungan dari investor. Para investor, tidak hanya menyediakan pendanaan, namun juga memberikan arahan dan dukungan strategi bagi bisnis majoo sehingga bisa memaksimalkan dan memperkuat posisi majoo di Industri SaaS.

Fokus utama Majoo setelah pendanaan seri A adalah berinvestasi pada produk dan talenta demi menghadirkan solusi dan layanan terdepan untuk UMKM Indonesia.  Juga, akan mendorong akselerasi dari visi perusahaan untuk memperkuat posisi majoo di market dengan memperkaya ekosistem Majoo dengan kerja sama dari berbagai sektor industri strategis, seperti jasa keuangan, e-commerce, dan layanan lainnya.

“Teknologi Majoo memberdayakan UMKM  muncul lebih kuat dari pandemi karena konsumen dan bisnis merangkul kebiasaan konsumsi digital. Selain itu, retensi 12 juta pelanggan mereka lebih dari 80% menunjukkan betapa berharganya platform Majoo bagi para pengguna, ”jelas Adrian Li, Pendiri & Mitra Pengelola AC Ventures.

Menurutnya, sebagai didorong oleh tesis investor, tim pendiri Majoo, kesesuaian produk-pasar yang jelas, dan metrik pertumbuhan yang melonjak selama masa pergolakan pasar membuat AC Ventures senang menjadi investor institusi pertama mereka. “Majoo terus memberdayakan 64 juta UMKM di Indonesia,” Adrian menambahkan.

Dan BertoliMitra Quona Capital mengatakan, pencapaian Majoo sejak Quona memimpin babak pra-seri A mengesankan. “Kami tertarik dengan produk Majoo yakni fitur pembayaran dan layanan dukungan yang dikembangkan sendiri dan kami optimistis  akan menjadi terdepan untuk layanan POS di Indonesi,” tutur Bertoli.

CEO BRI Ventures, Nicko Widjaja percaya diri bahwa value sinergi Majoo dan BRI sebagai financial institution MSME terbesar di Indonesia akan membantu digitalisasi MSME di Indonesia dengan layanan kedua pihak. “Hal ini sejalan dengan komitmen BRI Ventures untuk terus mendorong inklusi keuangan di Indonesia di era digital ini dan menciptakan pemberdayaan SME yang berkelanjutan,” kata Nicko.

Swa.co.id


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News