Jakarta

Perkara akses rumah Mursideh (58) warga Pulogadung, Jakarta Timur (Jaktim), yang ditembok tetangganya, yaitu Widya (46), belum juga kelar. Mursideh dan keluarganya kini kesulitan memasuki rumahnya. Begini cara Mursideh dan keluarganya masuk ke rumah.

Rumah Mursideh yang aksesnya terhalang tembok itu ada di Jl Gading Raya, Gang VIII, RT 11 RW 10, Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur.

Mursideh (58) bersama suami, yaitu Asep (62), tinggal di rumah tersebut di lantai 1. Sedangkan anak dan menantunya, yaitu Firmansyah dan Tri, tinggal di lantai 2 rumah tersebut.

Mursideh dan keluarga harus meniti tangga dari dalam rumah keponakannya yang berada tepat di samping rumahnya. Kemudian, mereka harus berjalan dari atas balkon dan melompati sebuah pagar yang membatasi rumah Mursideh dengan balkon tersebut.

Jalan yang ditempuh keluarga Mursideh untuk masuk ke rumah gara-gara jalan yang lumrah kini ditembok oleh tetangganya. 4 Agustus 2022. (Mulia Budi/detikcom)

Untuk bisa melewati pagar itu, ada tumpukan batu bata yang diletakkan di lantai sebagai tanjakan. Hal itu dilakukan agar mempermudah saat hendak melompati pagar tersebut.

Jalan yang ditempuh keluarga Mursideh untuk masuk rumah, gara-gara jalan yang lumrah kini ditembok oleh tetangganya. 4 Agustus 2022. (Mulia Budi/detikcom)Jalan yang ditempuh keluarga Mursideh untuk masuk ke rumah gara-gara jalan yang lumrah kini ditembok oleh tetangganya. 4 Agustus 2022. (Mulia Budi/detikcom)

Setelah melewati pagar, mereka harus menuruni tangga menuju rumahnya di lantai 1. Sedangkan untuk Firmansyah dan Tri, mereka dapat langsung menuju rumahnya di lantai 2 usai melompati pagar tersebut.

Menantu Mursideh (58) dan Asep (62) bernama Tri (31) mengaku tak bisa lewat melalui celah tembok di depan rumah tersebut. Tri pun harus melewati tangga, balkon, dan melompati pagar saat hendak ke rumah.

Jalan yang ditempuh keluarga Mursideh untuk masuk rumah, gara-gara jalan yang lumrah kini ditembok oleh tetangganya. 4 Agustus 2022. (Mulia Budi/detikcom)Jalan yang ditempuh keluarga Mursideh untuk masuk rumah, gara-gara jalan yang lumrah kini ditembok oleh tetangganya. 4 Agustus 2022. (Mulia Budi/detikcom)

“Saya khawatir anaknya jatuh ke bawah, kami mintalah secepatnya untuk dibongkar. Ngeri juga takut saya soalnya saya bawa anak,” kata Tri saat ditemui di lokasi, Kamis (4/8/2022).

Asep (62) mengatakan dirinya bisa melewati celah tembok itu tapi harus menahan sakit di dada dan perut. Dia merasa lututnya juga terasa sakit bila melompati pagar melalui akses dari atas balkon.

“Nggak bisa, sakit perut saya maksain sama dada naik-turun (kalau lewat celah tembok), dengkul sakit nanjak gitu sakit dengkul saya, takut jatuh kalau nggak pegangan,” ujar Asep.

Jalan yang ditempuh keluarga Mursideh untuk masuk rumah, gara-gara jalan yang lumrah kini ditembok oleh tetangganya. 4 Agustus 2022. (Mulia Budi/detikcom)Jalan yang ditempuh keluarga Mursideh untuk masuk ke rumah, gara-gara jalan yang lumrah kini ditembok oleh tetangganya. 4 Agustus 2022. (Mulia Budi/detikcom)

Anak Mursideh dan Asep sekaligus suami Tri, yaitu Firmansyah (34), mengaku khawatir jika orang tuanya sakit. Menurutnya, tindakan menembok akses rumah itu tak manusiawi.

“Dan saya khawatirnya seperti ini yang khawatir apa? Kalau terjadi apa-apa, orang tua saya udah tua ya kan, misalnya terjadi pingsan atau ibaratnya kebakaran ini nggak bisa, bahaya ini. Bukan manusiawi kalau saya bilang,” kata Firmansyah.

Dia merasa bingung karena kondisi akses rumah yang terhalang tembok itu membuat orang tuanya kesulitan memasuki rumah. Dia pun menaruh rasa khawatir bila sang istri dan anak terjatuh saat melompati pagar di atas balkon.

“Bapak masih agak sering, karena ibaratnya kalau lewat sini (tembok) bapak perut sama dada sakit kalau lewat atas ya dengkul jadi serba salah juga,” ujarnya.

Jalan yang ditempuh keluarga Mursideh untuk masuk rumah, gara-gara jalan yang lumrah kini ditembok oleh tetangganya. 4 Agustus 2022. (Mulia Budi/detikcom)Jalan yang ditempuh keluarga Mursideh untuk masuk rumah, gara-gara jalan yang lumrah kini ditembok oleh tetangganya. 4 Agustus 2022. (Mulia Budi/detikcom)

“Kalau ibaratnya istri saya mau keluar ya harus ada yang diundang anak saya, kalau nggak ada yang diundang sini nggak ada yang jaga kalau jatuh bahaya,” tambahnya.

Sebelumnya, mediasi dua pihak dalam perkara akses rumah warga di Kecamatan Pulogadung siang tadi belum mampu merobohkan tembok problematik di sudut Jakarta ini. Mediasi antara warga yang menembok, Widya (46), dan pemilik rumah yang aksesnya terhalang tembok, yaitu Mursideh (58), diakhiri dengan tinjauan ke lokasi tembok itu.

Tembok halangi akses rumah warga di Jl Gading Raya, Kelurahan Pisangan, Pulogadung, Jakarta Timur, 2 Agustus 2022. (Mulia Budi/detikcom)Tembok halangi akses rumah warga di Jl Gading Raya, Kelurahan Pisangan, Pulogadung, Jakarta Timur, 2 Agustus 2022. (Mulia Budi/detikcom)

Kepala Unit Intelijen dan Keamanan (Kanit Intelkam) Polsek Pulogadung, Iptu Imam Rohadi, menjelaskan mediasi belum menemui hasil kesepakatan. Bila kesepakatan sudah terbentuk nantinya, surat kesepakatan akan dibikin.

“Kalau untuk surat pernyataan pasti (nantinya) kita buatkan untuk menjaga komitmen kedua belah pihak (jika kesepakatan sudah terbentuk),” kata Imam kepada wartawan di lokasi, Rabu (3/8) kemarin.

(bawah/bawah)

Artikel ini bersumber dari news.detik.com.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News