Bandung

Demi menarik pembeli, cara unik ditempuh penjual minyak goreng di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Dia menggunakan mesin pompa alias dispenser yang biasanya digunakan menjual bensin eceran.

Orang di balik Pom Migo alias Pom Minyak Goreng itu ialah Ivan Septianto. Di gerai penjualan minyak goreng miliknya di Jalan Kolonel Masturi, RT 04, RW 03, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, KBB, dispenser berwarna putih dengan aksen kuning bertuliskan minyak goreng mejeng di pinggir jalan.

Ivan bercerita ide menjual minyak goreng dengan konsep tak biasa itu terbersit tatkala emak-emak di lingkungan tempat tinggalnya kelimpungan mencari minyak goreng untuk kebutuhan sehari-hari.



“Awalnya waktu susah dapat minyak goreng, belum lagi berita orang-orang antre padahal dulu nggak ada sejarahnya minyak goreng langka. Kasihan warga sampai seperti itu,” ujar Ivan kepada detikJabarJumat (12/8/2022).

Dari situ Ivan berusaha mencari tahu bagaimana caranya menjadi reseller minyak goreng langsung dari distributor. Perjuangannya membuahkan hasil setelah melengkapi semua persyaratan.

“Akhirnya syarat dan perizinan selesai, sampai akhirnya saya dapat pabrik buat DO barang (minyak goreng) dari daerah Serang, Banten. produknya ada yang CP 10 dan CP 8, karena kalau CP 12 udah ga boleh dijual. Saya ambil CP 10,” kata Ivan.

Setelah kesepakatan terjalin dan barang akan dikirim, ternyata Ivan diminta menyiapkan tandon penampung minyak goreng dengan kapasitas 8.000 liter. Setelah semua siap dan minyak sudah di tangan, ternyata masalah lainnya yakni cara penjualan.

“Waktu itu bingung gimana jualnya, saya pikir harus cari cara unik. Akhirnya saya survey pasar kebanyakan di sepanjang daerah saya tinggal pom mini jualannya. Saya cari tahu bisa buat minyak goreng atau nggak, ternyata bisa,” kata Ivan.

Tanpa pikir panjang Ivan akhirnya membeli sebuah mesin pom mini digital yang biasa untuk menjual bahan bakar kendaraan diubah menjadi untuk minyak goreng.

“Ternyata bisa tapi memang ada beberapa bagian yang perlu diubah karena tekstur minyak goreng dan bbm beda,” tutur Ivan.

Dari situ, gerai Pom Migo miliknya akhirnya diresmikan pada 3 Agustus lalu. Harga jual minyak goreng curah di tempatnya Rp 12.500 per liter. Namun keuntungan lainnya, masyarakat bebas membeli sesuai kemampuan.

“Tapi mau beli berapapun, misalnya hanya Rp5.000 atau cuma Rp10.000 juga dilayani. Jadi tergantung kemampuan pembeli saja karena kan enggak sulit takarannya,” kata Ivan.

Rintis Pom Migo dengan Modal Ratusan Juta

Ivan bercerita sejak awal merintis Pom Migo sampai beroperasi, ia mengeluarkan modal yang tak sedikit. Namun yang paling besar yakni untuk membeli stok minyak goreng.

“Kalau modal itu sekitar Rp125 juta sampai Rp150 juta, tapi kan yang besar itu untuk beli minyaknya,” tutur Ivan.

Sementara untuk mesin pom mini digital, ia hanya mengeluarkan uang sebesar Rp6 juta dari keseluruhan dari modal yang dia keluarkan. Ditambah dengan pengadaan tandon penampung minyak goreng.

“Kalau hanya buat mesin (Pom Migo) itu cuma Rp6 juta. Tapi ditambah modal lainnya. Jadi memang totalnya Rp150 jutaan,” kata Ivan.

Namun saat ini ia masih terus menyempurnakan alat tersebut. Kendala yang dialami yakni cuaca dingin di daerah Cisarua membuat minyak goreng di dalam mesin tersebut cepat membeku.

“Ini masih ada yang harus diakalin lagi, karena kan sini cuaca dingin nah minyak gorengnya bisa sare karena kontaminasi udara dingin tadi. Sekarang saya lagi pesan alat pemanas buat menjaga temperatur suhu di tangki stabil,” ucap Ivan.

Dispenser pom migo bisa menampung minyak curah hingga 200 liter. Stok minyak goreng curah yang dijual didapat dari daerah Bekasi namun tak disebutkan berapa harga per liter.

“Maksimal 200 liter kapasitasnya. Kalau pengoperasiannya ya sama seperti pom mini, tinggal tekan mau beli berapa. Nanti tinggal diisi ke wadah yang dibawa pembeli. Karena ini jualannya minyak goreng, pastinya lebih aman,” kata Ivan.

(iqk/iqk)

Artikel ini bersumber dari www.detik.com.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News