JAKARTA, iNews.id – Hukum tajwid Yusuf ayat 4 bisa menjadi pelajaran penting dan bermanfaat. Ada beberapa aturan membaca dalam ayat yang bermakna.

Mengetahui hukum tajwid suatu bacaan sangat penting diindahkan. Hal itu supaya ayat yang dibaca tidak salah pemaknaannya.

Surat Yusuf ayat 4 berkisah tentang Nabi Yusuf ‘alaihissalam (as) bin Ya’qub as yang mimpi melihat 11 bintang, matahari dan bulan bersujud yakni tunduk dan patuh kepadanya. Mimpi Nabi Yusuf as tersebut akhirnya menjadi kenyataan 40 tahun setelahnya.

Berikut bunyi dan arti surat Yusuf ayat 4 :

Ketika Yusuf berkata kepadanya, “Wahai ayahku, aku telah melihat sebelas bintang, dan matahari dan bulan telah melihatnya.”

Latin: Iz qoola Yusuf li abiihi yaaa abati innii ra aytu ahada ‘ashara kawkabanw wash shamsa walqamara ra aytuhum lii saajidiin

Artinya: (Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.”

Untuk memahami lebih rinci mengenai hukum tajwid ayat tersebut, berikut ini uraian detail dan penjelasannya yang dilansir iNews.id, Jumat (19/8/2022).

1. قَالَ يُوۡسُفُ لِاَبِيۡهِ = Mad Thobi’i, karena ada huruf alif mati setelah fathah. Kemudian, ada huruf wawu mati setelah dhommah, dan ada ya mati setelah kasrah. Cara membacanya adalah panjang satu alif atau dua harakat.

2. اَبَتِ = Mad Jaiz Munfashil, karena aslinya mad (mad thobi’i) yaitu huruf alif mati setelah fathah menghadap huruf hamzah dengan kata lain. Cara membacanya panjang antara 2-5 jurus.

3. اِنِّىۡ = Ada dua hukum yakni Gunnah dan Mad Thabi’i. Ghunnah karena huruf nun bertasydid dan cara bacanya adalah dengan dengung ditahan antara 2-3 harakat. Sementara Mad Thabi’i adalah karena ada huruf ya mati setelah kasrah. Panjangnya satu alif atau dua harakat.

4. اَيُۡ = Pada kata ini huruf Ra dibaca tafkhim atau tebal karena memiliki sikap fathah. Sedangkan huruf Lin (layyin) karena ada Ya meninggal setelah penaklukan.

5.  عَشَرَ = Hukum tajwid kata tersebut yakni huruf Ra dibaca tafkhim atau tebal karena berharakat fathah.

6. ا الشَّمۡسَ = Mad Layyin, karena surat Wawu meninggal setelah penaklukan. Ada juga Idgham Bighunnah, karena tanwin fathah menghadap huruf Wawu, cara membacanya dengan bersenandung. Selain itu, ada juga Alif Lam Syamsiyah karena alif lam berhadapan dengan huruf syin yang artinya ada tasydid. Cara membacanya yaitu huruf Lam disisipkan (disisipkan) ke dalam huruf yang ada di depannya agar bunyi huruf Lam tidak terlihat.

Editor : Komaruddin Bagja

Bagikan Artikel:


Artikel ini bersumber dari jatim.inews.id.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News