MEDIA KUPANG – Diam, damai, marah, itu adalah kondisi. Kondisi yang kita ciptakan sendiri, karena dorongan dari luar dan karena keinginan kita sendiri. Baik berupa pengalaman, pengetahuan atau kebiasaan pada orang lain dan pada diri kita sendiri.

Ingat, kita bukan kondisi, kita adalah yang sedang berada dalam kondisi tersebut. Kondisi diciptakan oleh kita sendiri sebagai ruang ekspresi bagi batin dan sebagai cara hidup kita.

Perlu di pahami, kondisi dan cara berprilaku atau tabiat itu berbeda.

Pertama, kondisi dibagi menjadi dua:
Kondisi eksernal/di luar diri.
Kondisi internal/di dalam diri.

Pastor Gagal Menikahkan Pengantin : Ini Penjelasannya

Kadang-kadang kondisi di luar bisa mempengaruhi kondisi di dalam. Manakala kita melibatkan diri dalam kondisi tersebut. Melibatkan diri berarti memasukkan kondisi luar/eksternal ke dalam kondisi internal/batin.

Inilah yang harus kita jaga dengan merelakan, memaafkan dan mengikhlaskan.
Sebab ketika diri kita telah dikuasai oleh kondisi eksternal maka kita tak damai, tak tenang dan sangat mudah marah lebih-lebih pada hal-hal yang menyangkut harga diri dan harta benda atau kepemilikan

Kedua, cara berprilaku.
Ialah peran yang ditampilkan dalam berkehidupan sebagai upaya merespon dengan fisik/gerak dari kondisi-kondisi tersebut.

Tabiat atau cara berprilaku bergantung pada dua kondisi tersebut, internal dan eksternal.
Tapi anda harus memilihnya mau berprilaku berdasarkan kondisi eksternal atau berdasarkan kondisi internal.


Artikel ini bersumber dari mediakupang.pikiran-rakyat.com.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News