Jakarta (ANTARA) – Menjadi pencipta konten tak harus bermodalkan alat-alat mahal yang harganya jutaan atau memiliki gelar selebritas dengan pengikut jutaan. Konten sehari-hari yang sederhana namun menarik tetap memiliki tempat di media sosial karena platform tersebut adalah milik semua orang.

“Kami menggunakan pendekatan akar rumput. Kami yakin media sosial harus jadi wadah bagi semua orang,” kata Regional Manager Southeast Asia and South Asia SnackVideo Radityo Utomo dalam Kampanye Program Budaya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset, dan Teknologi, Jakarta, Rabu.

Salah satu konten yang ada di platform tersebut, dia mencontohkan, adalah konten yang dibuat oleh seorang pedagang kaki lima yang berjualan batagor, memperlihatkan kesehariannya menjalani hidup. Konten-konten mengenai kehidupan masyarakat awam bisa tetap menarik dan hal itulah yang ingin mereka tampilkan di platform media sosial.

Mgdalenaf bagikan persiapan untuk pemula jadi kreator konten kuliner

SnackVideo dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset, dan Teknologi bekerjasama dalam kampanye program budaya #LebihBaikLagi memiliki misi yang fokus kepada penyebaran budaya, perluasan informasi, serta pelestarian nilai-nilai luhur yang terkandung dalam warisan budaya Indonesia untuk generasi yang akan datang.

“Kami berharap kerjasama antara Kemendikbud Ristek dan SnackVideo dapat mendorong generasi muda untuk menyebarkan pesan-pesan positif dan menjalankan nilai-nilai budaya dalam kegiatan sehari-hari.”

Konten yang masuk dalam tagar #LebihBaikLagi di SnackVideo dapat ditonton sebagai referensi informasi budaya, kuliner, olahraga, dan bahkan bahasa. Salah satu konten menarik unggahan konten kuliner tradisional Septiya Pramawati yang membuat tutorial memasak sambal tempe aroma daun jeruk dengan pot tungku bara dari tanah liat, juga konten kreator asal Kupang NTT, Natalino Mella, yang terus konsisten mempopulerkan alat musik Sasando.

Media sosial telah memberi ruang bagi siapapun untuk membuat sekaligus menjadi penikmat konten. Upaya edukatif terkait pelestarian budaya Indonesia yang pada era sebelum digital terkesan kaku, kini dapat disampaikan dan dinikmati oleh siapapun dengan konten yang lebih menarik. Konten video pendek, yang sangat digemari masyarakat Indonesia, menjadi alat yang ampuh dalam kampanye pelestarian dan penyebaran budaya Indonesia.

Kolaborasi SnackVideo dan Kemendikbud Ristek dalam mempopulerkan budaya dan tradisi Indonesia sudah terjalin sejak tahun lalu, melalui berbagai program kerja sama untuk memperingati Hari Batik dan Sumpah Pemuda.

Dalam kampanye #LebihBaikLagi, para konten kreator dan pengguna dapat menemukan berbagai konten dan kreasi yang membedah berbagai tradisi dan budaya khas dari Sabang hingga Merauke, konten yang mengajak masyarakat untuk berolahraga yang baik dan efisien juga konten kuliner masakan khas Indonesia, rasa hingga tips berbisnis makanan.

Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbud Ristek Ahmad Mahendra mengatakan, pemerintah selalu siap bersinergi dengan berbagai pihak untuk menyebarkan kampanye-kampanye positif demi menjangkau semakin banyak orang.

“Saat ini, peran media sosial menjadi pendukung utama dalam mendukung kelestarian nilai-nilai budaya di berbagai generasi, khususnya generasi muda yang menjadi agen penggerak kebudayaan. Kemendikbud Ristek mendukung penuh program #LebihBaikLagi SnackVideo, untuk memberikan wadah bagi generasi muda dalam menyalurkan kreativitas dan membangkitkan rasa bangga terhadap budaya dan identitas Indonesia,” jelasnya.

Strategi Meta siapkan talenta digital metaverse

Noice hadirkan kelas podcast untuk kreator lokal dalami konten audio

Enam tips “live streaming” ala konten kreator andal

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
HAK CIPTA © ANTARA 2022

Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News