Kecemasan bisa terjadi setiap kali ada transisi, termasuk pergantian musim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menurut seorang psikoterapis dan pemilik Dr Burwell Speaks di Atlanta, Dr Crystal Burwell, kecemasan terjadi setiap kali ada transisi, baik itu pergantian musim atau jenis perubahan lainnya. Musim panas penuh dengan perubahan yang dapat menyebabkan kecemasan, ini karena cuaca yang lebih hangat, pakaian yang berbeda, hari yang lebih panjang, dan banyak lagi.


Para ahli berbagi alasan seseorang perlu memperhatikan kecemasan selama bulan-bulan musim panas. “Ini sering disebut SAD musim panas. Apa yang terjadi adalah hal itu membuang ritme sirkadian kita,” ucap Dr Burwell dilansir dari Intisari Kesehatan, Rabu (10/8/2022).


Di musim dingin, terlalu sedikit sinar matahari menyebabkan masalah afektif musiman, sementara di musim panas, terlalu banyak sinar matahari, yang juga menyebabkan masalah serupa. “Kita membutuhkan vitamin D dari matahari, namun, ketika ada terlalu banyak sinar matahari, siklus tidur alami kita akan terganggu,” kata dia lagi.


Tubuh juga mengasosiasikan siang hari dengan terjaga. Jadi, sunset larut malam itu mungkin indah, tapi sebenarnya tidak bagus untuk istirahat malam. Terlebih lagi, dalam bulan-bulan musim panas banyak orang memiliki penurunan dalam kemampuan tubuh membuat melatonin, hormon yang dibutuhkan tubuh untuk tidur.


Seorang psikolog Thriveworks di Boston, Dr Rachel Cavallaro, menyatakan hari yang lebih panjang, pikiran dan tubuh akan menjadi lebih terjaga, karena hal itu lah banyak orang mungkin lebih sulit tidur. Dan kurang tidur menciptakan lebih banyak masalah secara umum, termasuk kecemasan yang meningkat.


Menurut Cavallaro, gejala khas kecemasan termasuk suhu tubuh yang lebih tinggi, berkeringat, dan pernapasan dangkal. Dan apa lagi yang terkait dengan gejala-gejala ini? hari yang panas bisa jadi penyebabnya. “Orang yang cemas terlalu fokus pada apa yang terjadi di tubuh mereka pada hari tertentu,” katanya.


Agar tidak mengalami kecemasan musim panas, Dr Burwell menyarankan untuk membuat rencana. Bahkan jika Rencana A tidak berhasil, kemudian berfokus pada solusi alih-alih masalahnya dapat membantu memerangi kecemasan. Dr Burwell mendorong mereka yang berjuang dengan kecemasan musim panas, untuk mengantisipasi pemicu kecemasan mereka sebelumnya.


Misalnya, jika merasa cemas di sekitar hari tertentu, cobalah teknik pengalih perhatian seperti berlari, membersihkan rumah, atau membuat rencana dengan teman-teman yang mendukung. “Memiliki rencana tentang bagaimana akan memeranginya, ini adalah cara menjadi proaktif daripada reaktif,” katanya.


Dan pastikan juga cukup tidur, karena tidur sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental. Jika tidak cukup tidur, maka akan sulit mengelola emosi dan sulit mengelola masalah apa pun yang mungkin muncul sepanjang musim panas. Terakhir, jangan takut untuk menghubungi seorang profesional, untuk mengatasi kecemasan ini.


Artikel ini bersumber dari www.republika.co.id.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News