customer.co.id – Volume transaksi aset Non-Fungible Token ( NFT ) di marketplace populer OpenSea tengah lesu, seiring dengan rontoknya harga Ethereum .

Pasalnya, setelah sempat mencetak rekor tertinggi, volume perdagangan harian NFT berbasis blockchain Etehereum di OpenSea dilaporkan menurun hingga 99 persen bila dibandingkan dengan 1 Mei 2022. Setidaknya begitulah menurut data terbaru dari firma analitik DappRadar.

Padahal pada 1 Mei, OpenSea tercatat mencetak rekor volume perdagangan harian tertinggi sebesar 405,75 juta dollar AS atau setara Rp 6 triliun.

Namun, pada 28 Agustus lalu, volume transaksi NFT harian di OpenSea anjolk ke kisaran angka 5 juta dollar AS saja (kira-kira Rp 74,2 miliar).

Bila dihitung, volume perdagangan pada 28 Agustus itu turun hampir 99 persen dibandingkan pada 1 Mei lalu.

Floor price NFT populer rontok

Penurunan besar-besaran dalam volume transaksi harian NFT di OpenSea ini juga diikuti oleh penurunan drastis pada aspek jumlah pengguna dan harga NFT di OpenSea.

Dari segi pengguna, DappRadar mencatat terdapat 24.020 pengguna pada 28 Agustus 2022. Angka tersebut sepertiga lebih sedikit daripada jumlah pengguna NFT pada 1 Mei lalu.

Floor price NFT populer di OpenSea macam Bored Ape Yacht Club dan CryptoPunks juga dilaporkan menurun. Menurut laman resmi OpenSea, floor price sendiri adalah harga terendah untuk satu item dalam koleksi, yang diperbarui secara real-time oleh OpenSea.

Floor price untuk NFT Bored Ape Yacht Club jatuh 53 persen, dari awalnya 153,7 ETH pada 1 Mei ke kisaran 72,5 ETH pada 28 Agustus.

Tak separah Bored Ape Yacht Club, floor price NFT CryptoPunks tercatat menurun hampir 20 persen, dari harga tertinggi 83,72 ETH pada Juli 2022.

Penuruan volume transaksi, jumlah pengguna, dan harga NFT di OpenSea ini menunjukkan bahwa nilai dan minat pada NFT berbasis blockchain NFT telah berkurang dalam beberapa bulan terakhir.

Imbas harga Ethereum yang anjlok

Adapun anjloknya volume perdagangan, jumlah pengguna, hingga harga dasar NFT di OpenSea diyakini merupakan imbas dari nilai aset kripto Ethereum yang tengah mengalami tren “bearish” alias pelemahan dalam beberapa waktu terakhir.

Pantauan KompasTekno di situs CoinDesk, Selasa (30/8/2022) pukul 15.25 WIB, Ethereum sendiri kini diperdagangkan di level 1.596 dollar AS (kira-kira Rp 23,6 juta) per kepingnya.

Padahal, harga Ethereum diperdagangkan hampir dua kali lipatnya atau di kisaran 3.000 dollar AS (sekitar Rp 44,4 juta) di awal Mei 2022.

Bila ditarik lebih jauh kebelakang, tren pelemahan nilai Ethereum ini telah terjadi sejak November 2021, ketika Ethereum mencetak rekor harga tertinggi di kisaran 4.700 dollar AS per keping (sekitar Rp 66,74 juta).

Sejak November 2021, harga Ethereum cenderung terus diperdagangkan di bawah 4.000 dollar AS, bahkan menyentuh kisaran 1.500 dollar AS pada Agustus ini.

Tren pelemahan Ethereum ini terjadi seiring dengan pelemahan mata uang kripto lainnya, terutama Bitcoin sebagai mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News