Jakarta (ANTARA) –  majoo, aplikasi wirausaha mengumumkan pendanaan putaran pertama seri A senilai 10 juta dolar AS atau setara dengan Rp 149 miliar.

Founder & CEO majoo Indonesia, Adi Wahyu Rahadi dalam keterangannya, Senin mengatakan dengan pendanaan ini, majoo akan terus memperluas pasar di Indonesia, dengan menawarkan solusi komprehensif untuk UMKM dalam menjalankan operasional bisnis dan membantu menumbuhkan bisnis mereka.

Pendanaan ini menandai fase pertumbuhan baru bagi perusahaan, dengan dukungan dari investor papan atas dengan portfolio global, seperti BRI Ventures, AC Ventures, Quona Capital dan Xendit.

“Para investor, tidak hanya menyediakan pendanaan bagi majoo untuk melanjutkan misi perusahaan kedepan, tetapi juga memberikan arahan dan dukungan strategi bagi bisnis majoo sehingga bisa memaksimalkan dan memperkuat posisi majoo di Industri SaaS,” ujar Adi.

30.000 ribu UMKM tergabung dalam fitur toko online aplikasi majoo

Putaran pendanaan Seri A ini dipimpin oleh investor teknologi global dengan partisipasi dari deretan investor prominent lainnya seperti BRI Ventures, AC Ventures, Quona Capital dan Xendit.

Hingga Juli 2022, aplikasi wirausaha majoo berhasil merangkul 35,000 pelaku usaha dari seluruh Indonesia yang tersebar di 600 kota. Sejak peluncurannya, majoo telah melayani 166 juta transaksi UMKM dengan akumulasi nilai transaksi sebesar 940 Juta dolar AS.

Tumbuh lebih dari 800 persen sejak pandemi, majoo berfokus untuk membuka potensi UMKM Indonesia lebih besar dengan terus mengembangkan produk, memperluas jangkauan pelanggan, dan memperkuat kemitraan strategis untuk mempercepat penetrasi pasar.

Melalui pendanaan ini, aplikasi wirausaha majoo akan terus melanjutkan misi menghadirkan inovasi serta teknologi komprehensif untuk menjadikannya sebagai solusi end to end SaaS terlengkap, dengan fitur mulai dari kasir online, pencatatan inventory, akunting, pengelolaan karyawan termasuk pencatatan absensi, pencatatan komisi, hingga penggajian untuk membantu UMKM Indonesia mengelola dan mengembangkan bisnisnya.



Fokus utama majoo setelah pendanaan seri A adalah untuk terus berinvestasi pada produk dan talenta demi hadirkan solusi dan layanan terdepan untuk UMKM Indonesia. Tak hanya itu, majoo akan mendorong akselerasi dari visi perusahaan untuk memperkuat posisi majoo di market dengan memperkaya ekosistem majoo dengan kerjasama dari berbagai sektor industri strategis, seperti jasa keuangan, e-commerce, dan layanan lainnya.

Platform digital majoo bantu UMKM hadapi perubahan akibat pandemi

“majoo berada di garis depan teknologi yang memberdayakan UMKM untuk muncul lebih kuat dari pandemi karena konsumen dan bisnis merangkul kebiasaan konsumsi digital. Selain itu, dengan lebih dari 80 persen pelanggan mereka memiliki retensi diatas 12 bulan menunjukkan betapa berharganya platform majoo bagi para pengguna,” jelas Adrian Li, Founder & Managing Partner, AC Ventures.

“Sebagai thesis-driven investor, dan melihat tim pendiri majoo, product-market fit yang jelas, dan metrik pertumbuhan yang terus melonjak membuat kami bangga menjadi investor institusional pertama mereka,” katanya.

Dan Bertoli, partners Quona Capital mengatakan pencapaian majoo sejak Quona memimpin babak pra-seri A sangat mengesankan kami sangat senang dengan produk yang dikembangkan majoo, termasuk fitur pembayaran dan layanan dukungan lengkap yang dikembangkan sendiri oleh tim majoo dalam pandangan kami adalah yang terbaik di pasar. Kami yakin majoo akan menjadi yang terdepan untuk layanan POS di Indonesia.

CEO BRI Ventures, Nicko Widjaja percaya bahwa value sinergi majoo dan BRI sebagai financial institution MSME terbesar di Indonesia akan membantu digitalisasi MSME di Indonesia dengan layanan majoo dan BRI.

“Hal ini sejalan dengan komitmen BRI Ventures untuk terus mendorong inklusi keuangan di Indonesia di era digital ini dan menciptakan pemberdayaan SME yang berkelanjutan,” katanya.


Artikel ini bersumber dari megapolitan.antaranews.com.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News