Suara.com – Perusahaan keamanan seluler Zscaler, menemukan ada 50 aplikasi terinfeksi perangkat lunak perusak berbahaya di toko aplikasi Google Play Store.

Perangkat lunak perusak ini diam-diam bisa memaksa pengguna untuk berlangganan paket premium tanpa diketahui.

“Di masa lalu, beberapa korban menemukan bahwa mereka membayar lebih dari 240 Euro (Rp 3,6 juta) per tahun untuk langganan layanan palsu ini,” kata Zscaler, dikutip dari HT TechSelasa (26/7/2022).

Disebutkan kalau perangkat lunak perusak itu berjeni Joker yang pertama kali ditemukan pada 2017.

Baca Juga:
Google Play Rayakan 10 Tahun, Tampilkan Logo Baru

Perangkat lunak perusak bernama Fleeceware ini menginfeksi aplikasi populer dan masuk ke ponsel saat aplikasi diunduh.

Perangkat lunak perusak ini memaksa pengguna berlangganan layanan online berbayar tanpa memerlukan izin. Itu juga dapat mengklik iklan online secara otomatis.

Ilustrasi Malware. [Damien Meyer/AFP]

Hal paling riskan dari perangkat lunak perusak ini adalah bisa membaca kode Kata Sandi Sekali Pakai (OTP) dari SMS untuk menyetujui pembayaran secara diam-diam.

Alhasil, pengguna harus rajin-rajin mengecek laporan mutasi bank mereka.

Disebutkan kalau malware Joker ini berhasil masuk ke aplikasi populer yang sudah diinstal hingga 50.000 kali.

Baca Juga:
NetEase Rilis Game Mobile Hyper Front, Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Aplikasi ini mencakup kategori komunikasi, kesehatan, fotografi, tools, hingga personalization.


Artikel ini bersumber dari www.suara.com.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News