customer.co.id – Obyek wisata alam Kabupaten Gunungkidul di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Goa Pindul , jadi salah satu yang terkena dampak pandemi Covid-19.

Selama dua tahun, penutupan operasional wisata Goa Pindul dan wisata lain akhirnya memaksa para pengelola wisata untuk memutar otak dan mencari pemasukan lain demi bertahan hidup.

“Hampir dua tahun Goa Pindul mati suri ini. Selama dua tahun pandemi (Covid-19) di sini sama sekali enggak ada aktivitas,” ujar seorang pemandu wisata bernama Sugito dari Wirawisata Goa Pindul, kepada Kompas.com, Jumat (19/8/2022).

Saat pengunjung obyek wisata dibatasi, Sugito dan para pemandu wisata lainnya bekerja serabutan, mulai dari menjadi kuli hingga bertani.

“Selama pandemi, saya enggak kerja di sini, (jadi kuli) bangunan atau bertani di sawah. Kalau tidak ada pengunjung, saya kerja serabutan saja,” imbuh laki-laki berusia 40 tahun tersebut.

Sebelumnya, kata Sugito, ia dan sejumlah pemandu wisata lainnya sehari-hari bekerja memandu wisata lokal maupun mancanegara yang ingin menyusuri Goa Pindul.

Ia sendiri pernah menjalani profesi sebagai pedagang bakso di keraton Yogyakarta, sebelum beralih menjadi pemandu wisata Goa Pindul . Jika ditotal, sudah hampir 12 tahun ia menjadi pemandu wisata.

“Saya balik ke kampung (Gunungkidul), mau jaga orang tua. Bapak saya sendiri di sini, saya kerja di sini kan dekat pulangnya pagi berangkat, sore bisa pulang. Kalau pas kerja di Yogya kan biasanya satu bulan sekali baru pulang, (bapak) kasian,” tutur dia.

Sugito kemudian bertemu bergabung dengan Wirawisata, operator wisata Gua Pindul sejak 2010, yang merupakan desa binaan Bank Central Asia (BCA).

Menurut ceritanya, Wirawisata merupakan salah satu dari dua operator yang menjadi pelopor atau mengawali menjadi penyedia jasa layanan dan fasilitas wisata di kawasan Goa Pindul.

Kondisi kala pandemi dan saat ini

Hingga saat ini, meski masih dibatasi, perlahan-lahan objek wisata termasuk Goa Pindul sudah boleh beroperasi normal.

Wisata susur Goa Pindul dikatakan oleh Sugito kembali beroperasi cukup aktif sejak Januari 2022 lalu.

“Sekarang sudah bersyukur, bisa dikatakan, ya membaik, sudah meningkat lah wisatawannya,” jelasnya.

Meski belum pulih sepenuhnya, Sugito mengatakan bahwa warga setempat tetap berusaha untuk menjaga objek wisata di kawasan tersebut.

Mereka berupaya agar objek wisata terawat dan tidak terbengkalai.

Selain itu, Sugito bercerita, para pemandu dari Wirawisata Goa Pindul juga cukup rutin mengikuti pelatihan, untuk terus meningkatkan kualitas layanan pemandu wisata.

“Misalnya tempat pelampung enggak ada atapnya, kita rapihkan, kita kelola biar enggak rusak. Setiap pelatihan juga saya ikut terus, tapi enggak mesti waktunya,” tutur dia.

Berbagai pelatihan yang ia terima, mulai dari segi pelayanan, cara ramah tamah kepada pengunjung, cara menyambut dan menjelaskan, hingga standar penampilan, agar para wisatawan tentunya semakin merasa nyaman.

Sehingga, meski sudah hampir dua tahun tidak beroperasi, obyek wisata Goa Pindul terus berusaha dijaga dan ditata. Selain itu, para pengelola Goa Pindul juga tetap terlatih untuk menghadapi wisatawan yang datang.

Adapun pascapandemi, Sugito menyebutkan bahwa kunjungan wisatawan mulai membaik, meski belum sama seperti tahun 2019 dahulu.

Oleh karena itu, jika misalnya situasi sedang sepi, ia tetap mengambil pekerjaan di tempat lain demi menyambung hidup.

“Makanya saya juga enggak stand by di sini, karena bisa menghabiskan waktu. Saya lihat situasi, misalnya nanti di grup ada yang kabarin ada tamu atau pengunjung, baru saya ke sini. Kalau enggak, ya saya sambil kerja di tempat lain,” pungkasnya.

Apabila ingin menyusuri Goa Pindul, biayanya mulai dari Rp 50.000, sudah termasuk sewa pelampung, ban besar, dan pemandu. Selain itu, ada juga berbagai aktivitas wisata menarik lainnya yang tidak jauh dari Goa Pindul.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News