customer.co.id – Istilah hustle culture berasal dari bahasa Inggris, hustle berarti kegiatan penuh semangat yang mendorong seseorang bertindak atau berperilaku lebih cepat dan agresif.

Sementara culture, yaitu budaya. Menurut , seorang psikolog, hustle culture adalah budaya yang membuat seseorang menerapkan workaholic dalam hidupnya.

Dalam yang bertajuk dijelaskan perihal sebab dan akibat dari hustle culture.

Bekerja penuh semangat dan cepat memang baik. Akan tetapi, selalu ada dampak negatif yang menghantuinya. Belum lagi kita akan kelelahan dan bukan tidak mungkin selalu membandingkan diri dengan orang lain.

Lantas, apakah hustle culture itu buruk? Haruskah kita keluar dari budaya tersebut?

Dilansir dari , keluar dari hustle culture bukanlah solusi. Karena bekerja dengan efisien dan lebih produktif adalah solusinya. Selain itu, hustle culture dapat memacu kita untuk terus bermimpi tinggi.

Meskipun, hustle culture memungkinkan kita untuk tidak memiliki waktu, bahkan di akhir pekan.

Berikut adalah empat langkah bekerja efisien dan efektif dengan hasil optimal.

1. Manajemen Waktu

Mengetahui di mana, bagaimana, dan dengan siapa kita menghabiskan waktu sangatlah penting. Karena dengan menjawab pertanyaan tersebut kita akan mengetahui bagaimana mengoptimalkan waktu yang kita punya, sehingga tidak perlu merasa 24 jam tidaklah cukup.

Selain itu, kita juga akan dapat lebih merencanakan dan memaksimalkan waktu yang kita punya. Tidak berfoya-foya dengan waktu, kemudian tertekan di kala tugas dan pekerjaan melanda.

2. Menerima Diri

Banyak orang yang berpikir bahwa bila mereka telah mencapai satu tujuan, maka kebahagiaan akan datang. Kemudian, bila tidak merasa demikian, mereka akan mengejar tujuan lain dan tak kunjung mengapresiasi dirinya.

Keadaan demikian akan memunculkan perasaan dan pemikiran terhadap diri sendiri. Karena tidak pernah merasa cukup. Itulah mengapa, kita harus belajar untuk menerima diri, terlepas selalu akan ada ketidakpuasan dalam pencapaian.

3. Belajar Berkata Tidak

Orang-orang yang berprestasi kerap terbiasa menerima tantangan. Akan tetapi, tidak semua orang cocok untuk perilaku demikian. Kita juga tidak perlu merasa rendah diri dan tertekan bila dihadapkan tantangan.

Itu sebabnya, di kala ada seseorang yang memberikan pekerjaan atau proyek baru, kita tidak perlu sungkan berkata tidak. Selain itu, belajar berkata tidak juga memungkinkan kita untuk mengevaluasi pekerjaan yang sedang kita jalani dengan bertanya, “apakah pekerjaan ini baik untuk masa depan?” atau “setelah pekerjaan ini selesai, apa yang aku lakukan?”.

4. Tingkatkan Kesadaran Diri

Salah satu cara terbaik untuk melepaskan diri dari budaya dikejar deadline adalah mencoba mencari tahu penyebabnya. Persiapkan diri dengan pelbagai pertanyaan yang mengharuskan kita mengetahui penyebab selalu dikejar oleh tugas atau pekerjaan.

Hal ini penting untuk diketahui agar pekerjaan atau tugas di masa depan dapat diatas dengan lebih baik. Dengan begitu, kita juga tidak akan burnout dan selalu merasa tertekan karena adanya tugas.

Dengarkan informasi lengkapnya seputar dunia pekerjaan dalam yang bertajuk di Spotify. Di sana, ada banyak informasi seputar dunia kerja untuk para lulusan baru. Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya!

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website kompas.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News