customer.co.id – Pergerakan emas kembali terimbas oleh data ekonomi Amerika Serikat (AS), dimana kali ini disebabkan oleh adanya peningkatan data tenaga kerja AS sebanyak 263.000 pada September 2022.

Hal tersebut diumumkan langsung oleh Biro statistik Tenaga Kerja AS. Jumlah tersebut memang jauh lebih rendah dibandingkan 315.000 pada Agustus. Tingkat pengangguran bahkan melandai ke 3,5% pada September 2022 dari 3,7% pada Agustus.

Meski penambahan pekerja melandai, tetapi angkanya masih terbilang solid yang menyebabkan pasar pun berekspektasi jika kebijakan hawkish bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan bertahan lama.

“The Fed akan mempertimbangkan data tenaga kerja dan inflasi. Dengan data ini maka The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuan,” tutur Mark Hamrick, analis dari Bankrate, dikutip dari CNN.

The Fed akan menggelar pertemuan pada 1-2 November mendatang. Dengan data tenaga kerja September, market semakin yakin The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis points (bps) pada pertemuan mendatang.

Analis dari Heraeus Precious Metals, Tai Wong mengingatkan data tenaga kerja AS pada September dan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed diproyeksi membuat emas semakin terpuruk.

“Titik support emas kemungkinan di US$ 1.690 per troy ons bahkan bisa lebih ke bawah lagi yakni US$ 1.660 per troy ons,” tutur Tai Wong dikutip dari CNN.

Pada perdagangan terakhir pekan ini, emas ditutup melemah 0,95% ke posisi US$ 1.694,52 per troy ons. Pelemahan kemarin memperpanjang tren negatif emas yang sudah melemah sejak Rabu pekan ini. Harga emas kini terpental dari level psikologis US$ 1.700 per troy ons.

Dalam sepekan, harga emas masih menguat 2,1% secara point to point. Namun, emas melemah 1,3% sebulan dan ambruk 3,5% dalam setahun.

Melemahnya emas karena data Amerika bukan kali ini saja terjadi. Sepanjang tahun ini, emas selalu amblas ketika data ekonomi AS keluar mulai dari inflasi, tenaga kerja, angka pengangguran, hingga pertumbuhan ekonomi.

Pasalnya, data-data tersebut digunakan The Fed sebagai bahan pertimbangkan menaikkan suku bunga acuan. Dengan statusnya sebagai negara super power, apapun kebijakan AS memang akan berpengaruh ke dunia, termasuk ke emas.

Emas bahkan sudah anjlok US$ 162,19 per troy ons sejak The Fed memberlakukan kebijakan hawkish nya pada pertengahan Juni lalu yakni dengan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website cnbcindonesia.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News