customer.co.id – Tahukah Anda mengenai perusahaan developer properti Alam Sutera? Perusahaan ini telah melantai di Bursa Efek Indonesia sejak Desember 2007.

PT Alam Sutera Realty Tbk, yang berkode saham ASRI, merupakan salah satu emiten sektor properti di Bursa. Bagaimana prospeknya?

Mari simak pembahasan berikut.

Artikel ini dipersembahkan oleh:

Sekilas Sektor Properti

Sektor properti dinilai masih memiliki daya tarik pada investor asing di Indonesia. Dari grafik kebutuhan rumah tangga, kebutuhan rumah masih berada pada rasio 1 berbanding 10, atau dengan kata lain 1 rumah masih diperebutkan oleh 10 keluarga.

Nah pada kesempatan kali ini, Penulis akan membahas salah satu emiten properti yang menurut kacamata Penulis masih prospektif dan memiliki fundamental yang bagus. Emiten ini yaitu PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI).

Profil Saham ASRI / PT Alam Sutera Realty Tbk.

Okay, kita mulai dengan mengenal sekilas profil saham ASRI atau PT Alam Sutera Realty Tbk. Didirikan pada tahun 1993, perusahaan ini bergerak di bidang property developer.

Saat ini sekitar 43,89% saham kepemilikan ASRI dimiliki oleh The Ning King Family (orang terkaya nomor 50 di Indonesia menurut Forbes 2017).

Saham ini dimiliki olehnya melalui penyertaan saham PT Tangerang Fajar Industrial Estate dan PT Manunggal Prime Development. Sementara 56,11% saham lainnya dimiliki oleh publik.

Alam Sutera, Salah satu perusahaan developer properti di Indonesia

Lini Bisnis PT Alam Sutera Realty Tbk.

ASRI memiliki portfolio bisnis yang terfokus pada pengembangan residensial dan komersial, yang terpusat di Jakarta, Tangerang, dan Bali. Beberapa portfolio yang dimiliki oleh perusahaan saat ini adalah:

    The Tower dan Wisma Argo Manunggal di Jakarta;

    Kawasan Alam Sutera (Mall @ Alam Sutera, The Prominence, Paddington Heights, dan Flavor Bliss),

    Suvarna Sutera,

    Kota Ayodhya di Tangerang; serta

    Garuda Wisnu Kencana “GWK” di Bali.

Tangerang sendiri menjadi lokasi pengembangan paling sibuk bagi ASRI dengan proyek Kota Ayodhya, Suvarna Sutera, serta Alam Sutera.

Banyak orang mungkin hanya mengetahui bahwa kawasan Alam Sutera menawarkan perumahan berkonsep healthy dan green.

Namun kenyataannya, dalam beberapa tahun terakhir kawasan Alam Sutera mulai berkembang menjadi kawasan komersial dan sejatinya telah menjadi pusat bisnis baru di Kota Tangerang.

Sebut saja beberapa institusi yang mulai memindahkan atau mengembangkan pusat kegiatan bisnisnya ke Tangerang. Institusi ini antara lain seperti:

    Universitas Bina Nusantara (Binus) dan Sekolah Santa Laurensia untuk sektor pendidikan,

    IKEA (gerai perabotan rumah tangga asal Swedia) yang beroperasi pada Oktober 2014, dan

    Decathlon (gerai peralatan olahraga asal Prancis) yang pertama kalinya membuka bisnis di Indonesia,memilih Alam Sutera sebagai pusat lokasi bisnisnya.

Singkat kata, kawasan Alam Sutera telah bertransformasi menjadi Central Business District-nya kawasan Kota Tangerang.

Binus, Santa Laurensia, IKEA, dan Decathlon di kawasan Alam Sutera Realty

Dari segi kemudahan akses, akses untuk menuju kawasan Kota Tangerang pun sekarang menjadi lebih mudah. Hal ini sejalan dengan dibongkarnya Tol Karang Tengah sejak April 2017 ini.

Sebelum dibongkar, akses menuju kawasan Alam Sutera terhambat karena untuk mengantri di Tol Karang Tengah saja membutuhkan waktu 30 – 60 menit. Dari akses lain, Tol JORR ke arah Serpong juga telah beroperasi, sehingga memudahkan akses menuju Alam Sutera.

Kinerja Keuangan Saham ASRI

Bagaimana dengan kinerja keuangan ASRI? Sejak booming property pada tahun 2013 lalu, kebanyakan emiten property termasuk ASRI memang mengalami penurunan kinerja baik dari harga saham maupun penurunan kinerja keuangan.

Sebagai gambaran, laba bersih ASRI yang normalnya mencapai sekitar Rp1,1 triliun, turun menjadi Rp500 – Rp600 miliar, atau terpangkas hampir setengahnya terutama di tahun 2015 – 2016.

Demikian pula dengan tingkat pengembalian laba atau Return on Equity (ROE) ASRI yang normalnya berada di 20 – 25%, terpangkas menjadi 7% – 9% saja di tahun 2015 – 2016.

Tak pelak harga saham ASRI yang sempat menyentuh titik tertinggi di 1130 di 2013, harga sahamnya turun sampai saat ini berada pada harga 350-an, atau turun hampir 70%.

Dari titik tertingginya, harga saham ASRI turun hingga sekitar 70%

Sejak pertengahan 2016, beberapa katalis sebenarnya telah diupayakan Pemerintah untuk membangkitkan kembali sektor properti.

Akan tetapi memasuki awal 2017 perusahaan seolah belum kembali kepada kinerja positifnya. Hal ini terlihat di Laporan Keuangan Kuartal I 2017 yang belum juga membaik.

Titik Balik Kinerja Keuangan Saham ASRI

Namun cerita mulai berubah sejak pertengahan tahun 2017, di mana ASRI mulai menunjukkan pertumbuhan yang positif. Menurut Penulis pun, ASRI menjadi salah satu emiten properti dengan kinerja terbaik di tahun 2017.

Secara bisnis, tahun 2017 ini bisa menjadi titik balik kebangkitan perusahaan. Meskipun saat ini pencapaian Marketing Sales ASRI belum mencapai target, namun dalam 9 bulan pertama di tahun 2017, penjualan segmen perumahan kembali meningkat dan berkontribusi 22.8% dari total marketing sales 2017.

Hal ini memunculkan optimisme mengenai kinerja ASRI ke depannya. Selain itu tingkat profitabilitas ASRI di tahun 2017 juga jauh lebih menarik dibandingkan dengan 2016.

Sebagai gambaran, Gross Profit Margin ASRI meningkat dari 58% di 2016 menjadi 67% di 2017, serta Net Profit Margin sebagai bottomline mampu meningkat dari 18% di 2016 menjadi 35% di 2017.

Apa artinya? Artinya perusahaan saat ini lebih sehat dari segi profitabilitas, setidaknya apabila dibandingkan dengan tahun 2015 dan 2016 yang lalu. Posisi arus kas ASRI pun sekarang jauh lebih sehat. Anda dapat mengecek Laporan Keuangan Saham ASRI di sini.

Apabila di kuartal-kuartal sebelumnya ASRI lebih banyak mencatatkan arus kas negatif dari aktivitas operasinya (uang keluar lebih besar daripada uang masuk), maka di tahun 2017 ini perusahaan mencatat arus kas positif dari aktivitas operasinya.

Bahkan arus kas tersebut mampu menutupi kebutuhan investasi perusahaan, dan juga digunakan sebagian lagi untuk membayar hutang perusahaan.

Per Kuartal III 2017, arus kas masuk dari aktivitas operasi ASRI tercatat positif Rp1,2 triliun. Bandingkan misalkan dengan LPCK dan LPKR, yang sampai pertengahan tahun 2017 arus kas operasinya masih negatif Rp411 miliar dan Rp880 miliar.

Apakah Anda tertarik untuk memulai berinvestasi saham? Silahkan download Gratis ebook: Panduan Berinvestasi Saham Untuk Pemula.

Gratis Download Ebook Panduan Berinvestasi Saham Untuk Pemula

Analisis Kinerja Keuangan Saham ASRI

Pertanyaannya, mengapa kinerja keuangan ASRI bisa lebih baik padahal sebelumnya disebutkan bahwa pencapaian marketing sales belum mencapai target di tahun 2017 ini?

Salah satunya adalah faktor ASRI memiliki recurring income (pendapatan berulang) yang terus meningkat sejak 2012 yang lalu.

Sekedar gambaran, di tahun 2012 kontribusi recurring income baru Rp71 miliar, dan di tahun 2017 ini diperkirakan akan mencapai Rp400 miliar.

Artinya, investasi yang dilakukan oleh ASRI beberapa tahun belakangan (seperti Mall @Alam Sutera, Perkantoran Wisma Argo Manunggal, dan Garuda Wisnu Kencana) ini mulai memberikan recurring income.

Cara menganalisis fundamental saham dengan rasio keuangan

Investasi ini pun telah memberikan recurring income yang cukup stabil sehingga perusahaan bisa tetap bertumbuh di saat penjualan property baru masih belum terlalu menggembirakan.

Apakah artinya kita telah menemukan salah satu saham yang sedang salah harga? Yep bisa jadi demikian.

Karena sejatinya ASRI ini perusahaan yang memiliki fundamental bagus. Meskipun Debt to Equity Ratio (DER) ASRI berada di kisaran 1,47x, namun kecenderungan ketergantungan terhadap hutang sudah mulai menurun di tahun ini 2017.

Menurut penilaian Penulis, ASRI telah mampu melewati masa sulit di 2015 dan 2016, dan mulai menunjukkan kinerja positif di tahun 2017 ini.

Dengan kinerjanya yang terbaru, di harga saham 350-an, P/E Ratio-nya masih 4,7x dengan P/BV Ratio 0,8x alias masih murah.

Prospek Saham ASRI di 2018

Bagaimana prospek saham ASRI di tahun 2018?

Proyek baru ASRI yaitu The Tower, Ayodhya Residence, Ayodhya Garden House, serta beberapa proyek lainnya akan menjadi tambahan pemasukan bagi ASRI di tahun 2018 nanti.

Sentimen positif dengan Bank Indonesia tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendah di 4,25% meskipun The Fed menaikkan suku bunga juga tetap menjadi katalis positif bagi perusahaan.

Dengan syarat Anda sabar menunggu harga sahamnya terapresiasi ke harga wajarnya, cukup besar peluang bagi Anda untuk meraih profit di tahun 2018 nanti.

Selamat Berinvestasi!

Disclaimer: Artikel ini adalah sebagai edukasi, bukan sebagai saran investasi. Keputusan pembelian saham tetap ada pada masing-masing investor.

Setelah pembahasan di atas, apakah Anda tertarik untuk berinvestasi di saham ASRI (PT. Alam Sutera Realty tbk)? Mari ceritakan pendapat Anda mengenai prospek saham ASRI.

Anda bisa mengisi comment berikut atau share ke pembaca lainnya ya. Terima Kasih.

Sumber Referensi:

    Rivan Kurniawan. 2017. Alam Sutera Realty (ASRI). Rivankurniawan.com – https://goo.gl/iNeaFr

Sumber Gambar:

    Alam Sutera – https://goo.gl/ep7CvQ

    Alam Sutera 2 – https://goo.gl/HeCLMT

    Chart ASRI – Aplikasi HOTS Mirae Asset

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News