customer.co.id – Ketidakpastian menaungi kondisi ekonomi dunia, dampaknya bisa saja sampai ke Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun bilang ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja.

Meski begitu, Jokowi memamerkan sejauh ini ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh dengan baik. Di kuartal II 2022 saja ekonomi tumbuh 5,44%. Di kuartal III pun dia yakin ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh lebih pesat, bahkan jauh di atas 5%.

“Kita Alhamdulillah negara kita di kuartal II tadi disampaikan masih tumbuh 5,44%. Saya yakini di kuartal III kita bisa tumbuh di atas angka tadi,” ungkap Jokowi saat membuka acara Gerakan Kemitraan Inklusif UMKM Naik Kelas, Senin (3/10/2022).

Namun, Jokowi mengingatkan agar ekonomi bisa tumbuh lebih pesat, kerja keras tetap dibutuhkan, khususnya yang dilakukan para pengusaha. Jokowi menitip pesan agar semua pengusaha harus bisa bekerja sama dan bersinergi.

Baik yang besar, yang menengah, maupun yang kecil, semua pengusaha diminta Jokowi untuk saling berkolaborasi dan bermitra menggenjot aktivitas ekonomi di tengah masyarakat.

“Kuncinya, kita semua harus kompak dan bersinergi. Kita harus miliki perasaan yang sama. Yang dihadapi ini tantangan tak mudah. Harus kompak, sehingga perlu namanya Indonesia Incorporated, yang besar, yang menengah, yang kecil kerja sama dan kolaborasi selesaikan persoalan di lapangan secara konkret dan nyata,” papar Jokowi.

Jokowi yakin bila pengusaha besar, menengah, dan kecil sudah bergandengan, kekuatan besar akan terbentuk. Kerja sama dan kolaborasi menurutnya jadi hal utama untuk menyelesaikan masalah.

Hal itu pun terbukti ketika pandemi COVID-19 merebak dalam beberapa gelombang di Indonesia. Semua pihak saling membantu, baik pemerintah dan swasta pun saling bekerja sama. Alhasil, pandemi bisa ditangani dengan baik.

“Dari Jakarta, Provinsi, kabupaten, kota sampai ke desa semua harus kerja sama seperti saat selesaikan pandemi. Sekua kerja sama, pemerintah swasta, dari pusat sampai ke desa semua kerja sama. Alhamdulillah kita selesaikan. Maka ini sama harus kompak betul,” sebut Jokowi.

Sebagai bukti saja, Jokowi menceritakan berkat kerja sama antara perusahaan besar dan kecil, Indonesia bisa kurangi impor jagung. Datanya, menurut Jokowi sejak dahulu Indonesia seringkali mengimpor jagung hingga 3,5 juta ton per tahunnya.

Tapi setelah petani jagung yang merupakan pengusaha kecil diajak bermitra dan diberikan pendampingan dari pengusaha besar, produksi jagung meningkat. Maka impor pun jauh menurun.

“Tadi saya melihat, saya kasih contoh yang saya kagum, itu urusan jagung. Jagung itu sudah sekian tahun kita impor 3,5 juta ton per tahun, dan sudah 7 tahun ini, sampai hari ini sudah anjlok impornya jadi 800 ribu ton per tahun,” sebut Jokowi.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website detik.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News