customer.co.id – Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia membukukan laba bersih US$ 3,76 miliar atau setara Rp 57,3 triliun pada Semester I-2022. Hal ini merupakan keuntungan besar yang dibukukan perusahaan itu setelah sebelumnya merugi.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan keuntungan ini tak lepas dari keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam hal penundaan pembayaran kewajiban. Selain itu, pendapatan maskapai itu juga dilaporkan naik sementara beban usaha menurun.

“Sejalan dengan telah dirampungkannya proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) melalui putusan homologasi Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Garuda Indonesia tengah mengakselerasikan berbagai upaya strategis dalam memaksimalkan langkah restrukturisasi yang mulai dijalankan,” ujar Irfan dalam rilis pers yang diterima CNBC Indonesia, Sabtu (8/10/2022).

“Di antaranya melalui kesiapan implementasi rights issue sebagai bagian dari tindak lanjut persetujuan proposal perdamaian PKPU dan rencana penambahan struktur permodalan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dari Pemerintah.”

“Selain adanya peningkatan pendapatan usaha sebesar 26,1% serta diiringi penurunan beban usaha sekitar 11,71% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya,” terang pernyataan resmi itu.

Selain dari segi keuntungan, Garuda secara grup mencatatkan pertumbuhan penumpang sebesar 10,59% atau 6.516.555 penumpang. Ini berbeda dari periode yang sama tahun lalu di angka 5.892.274 penumpang.

Dengan adanya hasil yang positif ini, Garuda Indonesia memproyeksikan kinerja usaha tumbuh positif pada kuartal IV-2022. Optimisme tersebut turut ditunjang oleh peluang peningkatan demand pada periode peak season akhir tahun serta realisasi aksi korporasi di antaranya percepatan program restorasi armada.

“Kami optimis kinerja usaha secara konsisten dapat terus menunjukan pertumbuhan positif pada kuartal IV-2022 mendatang, khususnya dengan melihat demand penumpang yang terus kami optimalkan melalui akselerasi program restorasi armada untuk memaksimalkan tingkat keterisian jelang periode peak season libur akhir tahun ini,” jelas Irfan.

Melalui pelaksanaan restorasi armada yang kami optimalkan khususnya di akhir tahun 2022 ini, Garuda Indonesia Group memproyeksikan dapat mengoperasikan sedikitnya 119 armada yang terdiri dari 61 armada yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia dan 58 armada dari Citilink.

Langkah akselerasi restorasi armada juga diselaraskan dengan upaya simplifikasi jenis armada yang dioperasikan Garuda Indonesia, di antaranya melalui percepatan pengembalian secara bertahap salah satunya untuk armada Bombardier CRJ-1000 yang diproyeksikan akan berlangsung hingga akhir tahun 2022.

“Berbekal langkah akseleratif implementasi restrukturisasi kinerja serta outlook market industri penerbangan yang menunjukkan peluang menjanjikan khususnya pada pangsa pasar domestik, kami memproyeksikan misi transformasi kinerja yang saat ini terus kami intensifkan dapat berjalan semakin solid guna menjadikan Garuda Indonesia entitas bisnis yang semakin sehat, adaptif dan berdaya saing,” tutup Irfan.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website cnbcindonesia.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News