customer.co.idJakarta, CNBC Indonesia – Emiten Kelapa sawit yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) awal tahun ini, Sumber Tani Agung Resources (STAA), mengumumkan pengambilalihan dua perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memakan dana total Rp 306 miliar.

Pembelian ini dilakukan melalui dua anak usaha yang dikendalikan STAA yakni PT Transpacific Agri Industry (TPAI) dan PT Madina Agrolestari (MAL).

Direktur Utama STAA Mosfly Ang lewat mengungkapkan perjanjian jual beli saham bersyarat akuisisi 100% saham telah dilakukan dengan dua perusahaan pada tanggal 26 Agustus 2022 dari Sumatera Plantation Pte Ltd dan PT Bio Permai. Kedua perusahaan tersebut adalah PT Hanaruba Sawit Kencana (HSK) dan PT Sawit Agro Lestari (SAL).

Lewat anak usahanya STAA mengakuisisi 87.644 saham (100%) HSK senilai Rp 256 miliar. Sementara itu 52.320 saham (100%) SAL diambil alih di harga Rp 50 miliar.

Tidak disebutkan tujuan pembelian dua kebun kelapa sawit ini. Akan tetapi Mosfly mengungkapkan akuisisi ini “tidak memberikan dampak yang merugikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perusahaan.”

Akuisisi dengan nilai relatif jumbo ini dilakukan kala harga CPO secara konstan berada dalam tren penurunan. Bahkan sepanjang kuartal ketiga tahun ini, harganya telah terpangkas nyaris sepertiga.

Sebelumnya dalam penawaran perdana yang dilakukan pada 10 Maret 2022 lalu, STAA berhasil mengumpulkan dana IPO senilai Rp 526,24 miliar setelah menerbitkan 6% saham baru yang dilepas kepada investor publik.

Mengutip prospektus IPO, dana itu disebut akan digunakan untuk belanja modal dengan rincian sebagai berikut:

Sekitar 56% akan digunakan untuk pembangunan refinery dengan kapasitas 2.000 MT CPO/Hari membutuhkan waktu 22 bulan, yang diperkirakan target penyelesaian pada Oktober 2023

Sekitar 22% akan digunakan untuk pembangunan fasilitas dermaga membutuhkan waktu 22 bulan, yang diperkirakan target penyelesaian pada Oktober 2023

Sekitar 22% akan digunakan untuk tangki timbun dengan kapasitas 35.000 MT tersebut membutuhkan waktu 22 bulan, yang diperkirakan target penyelesaian pada Oktober 2023.

Setelah sukses melaksanakan IPO, kinerja perusahaan ikut membaik. Pada semester pertama 2022, pendapatan STAA naik 18% menjadi Rp 2,99 triliun dengan laba bersih melonjak 77% menjadi Rp 632 miliar.

Pada perdagangan sesi pertama, saham STAA bergerak di zona hijau dan tercatat menguat 0,86% ke Rp 1.175/saham dengan valuasi Rp 12,81 triliun. Harga saham tersebut telah melonjak 95% dari harga penawaran awal saat IPO yang diharga Rp 600/saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website cnbcindonesia.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News