customer.co.id – JAKARTA, Investor.id – HDF Energy berencana menggarap 20 proyek energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia, dengan total investasi US$ 1,5 miliar. Di sisi lain, pemerintah meminta HDF tak hanya menggaet BUMN untuk proyek tersebut, melainkan turut melibatkan pengusaha lokal kompeten.

Deputy CEO of HDF Energy Jean-Noel de Charentenay menjelaskan, HDF merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi hijau, yaitu angin dan matahari. Perusahaan ini memiliki teknologi baterai untuk menyimpan energi dari sumber hijau tersebut. Itu artinya, HDF berperan vital untuk mendukung peningkatan produksi energi hijau.

“Kami memiliki solusi yang tepat terkait karakteristik tantangan yang dihadapi Indonesia yaitu jumlah populasi yang sangat besar. Kami dapat menjamin stabilitas suplai listrik, sehingga kami merasa bisa berkontribusi di Indonesia,” ujar Noel, Minggu (30/10).

Saat ini, dia menerangkan, HDF Energy mengupayakan pengembangan proyek renewstable energy pertama di Indonesia dengan target kawasan timur. Proyek tersebut direncanakan dikembangkan secara bertahap dimulai dari Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang selanjutnya diperluas ke daerah timur Indonesia lainnya.

HDF Energy merupakan perusahaan pionir teknologi bidang pembangkit listrik hidrogen (power to power /renewstable dan hydrogen to power) dan juga merupakan produsen fuel cell berdaya tinggi, lebih dari 1 megawatt (MW). Teknologi renewstable menangkap energi terbarukan, yakni tenaga matahari, angin, atau kombinasi dan mengombinasikannya dengan baterai dan teknologi hidrogen untuk menghasilkan listrik bersih 24 jam.

Di sisi lain, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal mendukung rencana investasi HDF Energy mengembangkan proyek EBT di Indonesia. Sebab, dunia kini mendorong EBT dan Indonesia memiliki sumber daya yang cukup, seperti angin, air, dan matahari.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia juga mengapresiasi rencana kolaborasi HDF dengan pengusaha daerah, karena hal tersebut sejalan dengan arah kebijakan pemerintah Indonesia saat ini.

“Tetapi, saya minta HDF jangan hanya bekerja sama dengan BUMN, tetapi harus dengan pengusaha lokal, karena kami ingin ada pemerataan. Tetapi, pengusaha mitranya harus profesional, bisa bekerja sama, dan berkualitas,” ucap Bahlil.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News