customer.co.id – kita sering mendengar peringatan mengenai “Waspada inflasi tinggi”!, yang mana peringatan itu beberapa kali sering pula disampaikan sejumlah para pemimpin negara di dunia.

Tak hanya internasional, para pelaku ekonomi yang ada di tanah air pun mengemukakan hal yang sama.

Bank Indonesia ( BI ), yang mana telah diungkap oleh Wahyu Agung Nugroho, selaku Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI , mengungkapkan kepada media beberapa waktu lalu.

Wahyu Agung Nugroho berujar bahwa kenaikan harga BBM juga akan meningkatkan tingkat inflasi sebesar 1,8 hingga 1,9 persen.

BI juga memperkirakan terjadinya Laju inflasi , terutama inflasi inti, yang mana diyakini akan kembali ke level 2 hingga 4 persen pada kuartal ketiga 2022.

Kendati demikian, BI memberi perkiraan bahwa ekonomi pada kuartal III/2022 terlihat akan tumbuh bertambah tinggi dari kuartal sebelumnya.

Hal itu diyakini karena terutama didorong oleh semakin membaiknya konsumsi produk domestik.

Perekonomian Indonesia yang ada sekarang ini ada dalam posisi melanjutkan pemulihan yang kuat semenjak kuartal pertama 2022.

Dilihat dari data terakhir, pada peningkatan ekonomi pada kuartal II/2022 tumbuh sebesar 5,4 persen secara tahunan.

Untuk kuartal ketiga 2022, ekonomi Indonesia berada dalam perkirakan tumbuh sebesar 5,5 persen secara tahunan.

Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan (Menkeu), mengatakan bahwa inflasi tinggi yang ada di beberapa negara di dunia disebabkan karena adanya bertambahnya harga-harga komoditas.

Bertambahnya harga komoditas yang dimaksud, didorong pula oleh bertambahnya permintaan barang yang semakin tinggi, yang mana sejalan dengan upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid.

Kondisi kenaikan harga komoditas serta bertambahnya permintaan tersebut itu kian diperparah dengan kondisi beberapa pasokan bahan pangan dan bahan energy.

Yang mana bahan pangan dan energy saat ini dirasa pasokannya yang tidak mulus karena adanya kondisi geopolitik Rusia-Ukraina.

“Kenaikan komoditas itu mendorong inflasi tinggi di berbagai negara. Kenaikannya adalah the worst in 40 years,” ujar Sri Mulyani Indrawati.***

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News