Ini Dia Tarif Listrik Paling Murah di Asia Tenggara, Indonesia Urutan…

loading…

Tarif listrik di Indonesia saat ini masih menduduki salah satu posisi termurah di Asia Tenggara. FOTO/dok.PLN

JAKARTA – PT PLN (Persero) mengakui bahwa tarif listrik Indonesia saat ini masih menduduki salah satu posisi termurah di Asia Tenggara dengan jenis pengguna listrik rumah tangga .

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril mencatat, tarif listrik PLN kelompok rumah tangga menduduki posisi kedua termurah di kawasan ASEAN.

“Kita kalau untuk tarif (listrik) rumah tangga kita termasuk adalah dua yang paling bawah. Itu adalah rumah tangga,” katanya dalam acara webinar Kebijakan Tarif Listrik Berkeadilan di Jakarta, dikutip Selasa (5/7/2022).

Baca Juga: Daftar Tarif Listrik Golongan Orang Kaya yang Naik 1 Juli 2022

Data PLN pada Mei 2022 menunjukkan tarif listrik di Indonesia tergolong murah dibanding negara-negara lain di Asia Tenggara. Saat ini, rata-rata tarif listrik Indonesia tercatat sebesar Rp1.445 per kWh untuk pelanggan rumah tangga nonsubsidi.

Angka tersebut lebih murah dari tarif listrik rumah tangga di Malaysia dipatok Rp 1.251 per kWh. Lalu, tarif listrik rumah tangga di Vietnam yang sebesar Rp1.556 per kWh, ataupun Thailand yang sebesar Rp1.589 per kWh. Tarif listrik rumah tangga di Filipina mencapai Rp2.589 per kWh, sedangkan tarif tertinggi ada di Singapura Rp3.181 per kWh.

Sedangkan untuk kelompok industri, kata Bob Saril, tarif listrik PLN menjadi salah satu yang termurah di kawasan ASEAN. Misalnya, tarif listrik industri menengah di Tanah Air dipatok Rp1.115 per kWh.

Baca Juga: Tarif Listrik Orang Kaya Naik, PLN Pastikan Listrik Aman Tanpa Ngetrip

Sementara itu di Malaysia membanderol kelompok ini Rp1.038 per kWh. Lalu, Thailand Rp986 per kWh. Vietnam menetapkan tarif listrik sebesar Rp1.135 per kWh. Filipina sebesar Rp1.783 per kWh. Adapun, tarif listrik golongan industri menengah di Singapura menjadi yang tertinggi di kawasan ASEAN mencapai Rp2.065 per kWh.

“Tarif listrik industri kita paling bawah ya, paling kompetitif. Karena pemerintah hadir untuk menjaga daya saing industri kita dan bisnis supaya tetap berkembang,” katanya.

(nng)

Artikel ini bersumber dari ekbis.sindonews.com.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News