customer.co.id – Meta Facebook telah memiliki laporan pendapatan yang buruk. Hal yang paling mencolok tentang beberapa tahun pertama Facebook sebagai perusahaan publik adalah efisiensi keren yang ditunjukkan dalam laporan pendapatannya.

Kuartal demi kuartal, tahun demi tahun, pendapatan dan laba bersih naik dengan kecepatan yang stabil. Perusahaan beralih ke seluler dengan ahli, mengendarai gelombang adopsi ponsel cerdas dan mengganti desktop dengan pendapatan iklan seluler dengan kecepatan yang terkendali.

Melansir CNBC International di Jakarta, Senin (31/10/22) tetapi untuk tahun penuh 2021, pertumbuhan pendapatan sebesar 37% diterjemahkan ke dalam pertumbuhan pendapatan operasional sebesar 43%.

Hal-hal mulai berubah pada kuartal keempat tahun itu, karena pertumbuhan pendapatan 20% dari kuartal tahun lalu diterjemahkan ke penurunan 1% dalam pendapatan operasional. Tren semakin buruk dengan setiap kuartal progresif, yang berpuncak pada hasil bencana untuk periode terakhir. Pendapatan turun 4%, penurunan yang perusahaan tahu akan datang dan memperingatkan tentang kuartal terakhir. Itu diterjemahkan menjadi penurunan 46% yang mengejutkan dalam pendapatan operasional.

Pengeluaran terus membengkak, naik 19% dari tahun lalu, meskipun Facebook tahu pendapatan menurun.

Alasan untuk ini adalah taruhan eksistensial pada masa depan perusahaan. CEO Mark Zuckerberg mengatakan perusahaannya bersedia menghabiskan USD10 miliar (Rp155 triliun) per tahun untuk mewujudkan metaverse, berinvestasi dalam headset realitas virtual yang akan membawa orang ke sana, dan semesta virtual Horizon Worlds yang dapat mereka jelajahi begitu mereka tiba.

Mereka juga akan memacu pengembang untuk menciptakan dunia mereka sendiri. Pemegang saham mulai mempertanyakan pengeluaran itu.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News