customer.co.id – Apabila detikers tengah berbelanja di sebuah toko pasti pernah menemukan promo yang menawarkan suatu produk dengan batas minimal pembelian. Artinya, jika detikers ingin membeli produk tersebut maka harus memenuhi batas minimal pembelian, jika tidak maka barang tersebut tak dapat dibeli.

Nah, cara tersebut dikenal dengan nama MOQ atau minimum order quantity. Strategi ini sudah banyak dilakukan oleh pemilik toko agar produk-produknya cepat laku dibeli oleh konsumen.

Lantas, apa saja jenis-jenis MOQ yang digunakan saat ini? Lalu bagaimana cara menghitung MOQ yang tepat? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel berikut ini yuk detikers.

Dijelaskan dalam buku Managing the Retail Supply Chain oleh James Topps, MOQ adalah pembatasan jumlah stok sebuah barang yang dapat dibeli oleh para konsumen. Dalam hal ini, penjual telah menetapkan berapa jumlah minimal produk yang harus terpenuhi oleh pembeli sebelum membayarnya.

Misalnya, kamu ingin membeli kaos di sebuah toko pakaian. Pemilik toko tersebut telah menetapkan minimal pembelian kaos sebanyak tiga buah, jadi detikers harus memenuhi minimal belanja tiga buah kaos baru setelah itu boleh dibayar di kasir.

Strategi ini banyak dilakukan oleh pelaku usaha agar barang-barang yang dijual cepat laku. Selain itu, dengan digabungkan oleh sejumlah promo yang menarik maka konsumen semakin tertarik untuk membeli produk tersebut, akhirnya perusahaan bisa memperoleh keuntungan besar.

Ada sejumlah manfaat yang didapat dengan menerapkan strategi MOQ dalam memasarkan berbagai produk. Dilansir situs Netsuite, berikut beberapa manfaat dari penerapan MOQ.

Manfaat yang pertama dari penerapan MOQ adalah barang jadi lebih cepat laku terjual. Sebagian konsumen mungkin akan membeli suatu produk sebanyak satu atau dua buah saja sesuai kebutuhan, namun dengan diterapkan strategi MOQ alhasil konsumen harus mengikuti aturan minimal pembelian produk. Lantas, barang jadi lebih cepat laku terjual dan perusahaan bisa meraup cuan banyak.

Dengan diterapkan strategi MOQ juga dapat mengendalikan jumlah stok barang yang ada di gudang, sehingga stok barang masih dalam angka normal tidak sampai kekurangan atau terjadi penumpukan. Bayangkan bila stok barang di gudang mengalami penumpukan dan harus disimpan berbulan-bulan karena produk yang dijual di toko belum laku, alhasil sejumlah barang yang disimpan di gudang malah bisa rusak.

Angka penjualan produk yang mengalami peningkatan dapat memberikan dampak positif terhadap laba, di mana laba perusahaan akan naik. Dengan begitu, arus kas juga semakin optimal seiring dengan naiknya laba perusahaan.

Manfaat dari MOQ tak hanya dirasakan oleh penjual saja namun juga berdampak positif bagi para pembeli. Dengan membeli jumlah produk yang cukup banyak, barang-barang tersebut masih bisa disimpan di rumah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam kurun waktu yang lama.

Pada umumnya, perusahaan menerapkan strategi MOQ dengan diiringi berbagai promo yang menarik. Dengan begitu, pembeli juga diuntungkan karena bisa membeli barang dalam jumlah banyak namun dengan harga relatif murah.

Di dalam strategi MOQ terbagi menjadi dua jenis, yakni soft MOQ dan hard MOQ. Lantas apa yang membedakan di antara keduanya? Dilansir situs Hashmicro, berikut penjelasannya.

Pada jenis soft MOQ bersifat lebih fleksibel. Dalam hal ini, yang dimaksud fleksibel adalah minimal produk yang dibeli oleh konsumen masih bisa dilakukan negosiasi dengan penjual. Jadi, pembeli tidak hanya melakukan negosiasi soal harga namun juga menetapkan jumlah barang yang ingin dibeli, sehingga pembeli dan penjual sama-sama untung.

Berbanding terbalik dengan soft MOQ, pada jenis hard MOQ jumlah barang yang dibeli konsumen sudah ditetapkan langsung oleh penjual. Sehingga, konsumen tidak dapat melakukan negosiasi dan menetapkan jumlah barang yang ingin dibeli. Apabila pembeli ingin membeli barang tersebut, maka harus memenuhi minimal jumlah pembelian.

Untuk menetapkan strategi MOQ tidak bisa dilakukan secara sembarangan detikers, ada perhitungan yang harus dilakukan agar produk tetap laris manis dan perusahaan meraih keuntungan besar. Mengutip situs ShipBob, cara menghitung MOQ bisa dilakukan menggunakan rumus khusus bernama economic order quantity atau EOQ yang rumusnya sebagai berikut:

EOQ = 2 x R x S x P x I

Biar nggak bingung, berikut penjelasan dari rumus EOQ tersebut:

Setelah mengetahui rumusnya, berikut ini adalah salah satu contoh perhitungan MOQ menggunakan rumus EOQ:

PT Makmur Merakyat memerlukan pulpen sebanyak 240.000 buah. Setiap unit dari pulpen tersebut harganya sebesar Rp 2.000. Untuk memesannya dibutuhkan biaya sebesar Rp 150.000 serta biaya penyimpanan sebesar 25% per barang. Lantas, bagaimana mengetahui MOQ nya?

EOQ = 2 x 240.000 x 150.000 x 2.000 x 25%EOQ = 144.000.000EOQ = 12.000 unit

Jadi, jumlah minimal untuk satu kali pemesanan adalah sebesar 12.000 unit.

Nah itu dia detikers penjelasan mengenai MOQ beserta dengan jenis, manfaat, dan cara menghitungnya. Bila detikers sedang menjalankan sebuah bisnis, maka strategi MOQ bisa kamu terapkan agar menghasilkan cuan yang maksimal.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website detik.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News