customer.co.idJakarta, CNBC Indonesia – Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menyebut, aksibuyback saham yang dilakukan BRI dapat mendorong peningkatan kinerja perseroan secara jangka panjang. Hal ini karena karyawan yang menerima insentif berupa saham akan memberikan tambahan semangat kerja mereka.

Ini menjadi long term insentif yang mengikat semangat kerja dan rasa memiliki pegawai sehingga mereka akan lebih nyaman dan loyal,” kata dia dalam keterangannya, Selasa (11/10/2022).

Seperti diketahui, pada 1 Maret 2022 lalu, BRI telah mendapat restu dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), untuk melaksanakan buyback saham senilai Rp3 triliun dengan rentang waktu 1 Maret 2022 hingga 31 Agustus 2023.

Adapun saham hasil buyback akan disimpan sebagai saham treasury dalam rangka pemberian insentif kepada karyawan BRI atau disebut Insan BRIlian. Disisi lain, perseroan bermaksud menyinambungkan aspirasi pekerja untuk meningkatkan kepemilikan saham BBRI.

Hal yang sama diungkapkan oleh Co-Founder dan Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah. Dia menilai bahwa pemberian insentif kepada karyawan menguntungkan apabila perusahaan yang memberikan dalam kondisi sehat.

“Kalau ini sahamnya BRI, no doubt tidak perlu dipertanyakan. Ini menurut saya bagus tidak merugikan karyawan,” katanya.

Piter mengatakan secara nilai dan likuiditas, saham BRI terbilang bagus. Selain itu, BRI juga memiliki rekam jejak positif dalam pembayaran dividen.

Sebagai contoh, pada tahun buku 2021, BRI memutuskan membagikan rasio dividen sebesar 85%. Sebelumnya di tahun 2020, BRI juga mengumumkan rasio dividen sebesar 65%.

Lebih lanjut, Piter menjelaskan bahwa BRI mencetak kinerja cemerlang sepanjang semester I-2022. BRI juga menargetkan mencetak laba lebih dari Rp40 triliun pada tahun ini.

Diketahui, sepanjang Januari-Juni 2022, BRI secara konsolidasian telah mengumpulkan laba Rp 24,8 triliun. Pertumbuhan laba ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga yang meningkat menjadi Rp 76,86 triliun atau tumbuh 10% dari Rp69,95 triliun di periode sama 2021. Capaian laba tersebut juga tidak terlepas dari penyaluran kredit secara konsolidasi sebesar Rp 1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75%.

Hampir seluruh segmen pinjaman mengalami pertumbuhan positif. Kredit ke segmen mikro, misalnya, tembus Rp518,76 triliun atau naik 15,07%. Sementara itu total aset meningkat 6,37% menjadi Rp 1.652,84 triliun dengan tingkat pengembalian atau return on asset (ROA) 3%.

Sementara penyaluran kredit ke segmen konsumer naik 5,27%, serta segmen kecil dan menengah naik 2,71%. Adapun kredit UMKM BRI mengalami pertumbuhan 9,81% yoy menjadi Rp 920 triliun per Juni 2022.

Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu mengatakan bahwa perseroan sejak awal 2022 menetapkan target pertumbuhan kredit pada rentang 9% sampai 11%.

“Melihat pencapaian hingga paruh pertama tahun ini, BRI optimistis target tersebut dapat tercapai,” jelas dia.

Viviana menyatakan emiten bank berkode saham BBRI tersebut akan berhati-hati dalam mencapai target pertumbuhan kredit tahun ini. Di mana kualitas kredit yang disalurkan akan dijaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) di level 2,8%-3%.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website cnbcindonesia.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News