customer.co.id – Rubel Rusia merosot ke level terendah lebih dari tiga bulan di dekat 64 terhadap dolar pada awal perdagangan Selasa, dirugikan oleh meningkatnya risiko geopolitik terkait dengan konflik di Ukraina dan berkurangnya pasokan mata uang asing di antara perusahaan pengekspor.

Pada pukul 07.47 GMT, rubel turun 1,8 persen terhadap dolar di 63,80, terlemah sejak 7 Juli. Rubel juga telah kehilangan 1,1 persen menjadi diperdagangkan pada 62,10 terhadap euro dan merosot 0,8 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan di 8,73.

“Selama sesi tersebut kami memperkirakan berlanjutnya tekanan pada rubel dengan latar belakang pasokan mata uang asing yang lebih rendah dari para eksportir,” kata Analis Banki.ru Bogdan Zvarich dalam sebuah catatan.

Analis Promsvyazbank Yevgeny Loktyukhov menunjuk eskalasi di Ukraina dan mundurnya harga minyak sebagai alasan penurunan rubel.

Harga minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, turun 1,2 persen menjadi 95,0 dolar AS per barel.

Indeks saham Rusia juga lebih rendah. Indeks RTS berdenominasi dolar merosot 2,1 persen menjadi diperdagangkan di 943,8 poin, sementara Indeks MOEX Rusia berbasis rubel turun 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.912,9 poin.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website antaranews.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News