customer.co.id – Mengenal pemilik BCA dan PT Djarum Bambang Hartono yang menjadi orang terkaya di Indonesia tetapi kerap tampil sederhana. Penampilan dan gaya hidupnya itupun terus menyita perhatian publik.

Dalam beberapa kesempatan, pemilik nama lengkap Michael Bambang Hartono sering kali tampil sederhana dengan kemeja atau kaos berkerah polos. Ia juga pernah tertangkap kamera makan di warung sederhana, bahkan dia diketahui langganan di warung itu.

Michael Bambang Hartono sendiri merupakan anak dari keluarga keturunan Tionghoa yang lahir di Jawa. Ia sekeluarga merupakan pemilik dari PT Djarum atau Djarum Group, dan juga pemilik saham terbesar di BCA.

Bambang Hartono lahir 2 Oktober 1939 dan memiliki adik bernama Robert Budi Hartono. Keduanya terkenal sebagai Hartono bersaudara yang sama sama mewarisi Djarum dari sang ayah.

Mengutip dari Forbes, Sabtu (24/9/2022), kekayaan Bambang Hartono saat ini mencapai US$ 22 miliar atau setara Rp 330 triliun (kurs Rp 15.000). Angka itu naik dari 2021 lalu yakni Rp 19,7 miliar. Sebagian besar kekayaannya dari investasi mereka di BCA.

Meskipun menjadi orang terkaya di Indonesia bersama adiknya, Bambang Hartono kerap tertangkap kamera berpenampilan sederhana. Jauh dari penampilan yang menunjukan sebagai orang terkaya di Indonesia, atau berpakaian mewah.

Bahkan, pada 2019 viral foto Bambang Hartono yang tertangkap kamera netizen sedang makan di warung sederhana. Tepatnya warung tahu pong Karangsaru, Semarang. Foto itu sempat viral di 2019 dan kembali ramai menjadi sorotan pada tahun ini juga.

Foto makannya Bambang Hartono diunggah akun @ayudh69. Dalam foto yang diunggah itu disebutkan “Beliau customer setia tahu pong Karangsaru, Semarang. Xie xie om Hwie Siang (Michael Bambang Hartono) – Big Bos Djarum & BCA,” bunyi tulisan tersebut.

Sosok Bambang Hartono berlanjut di halaman berikutnya.

Dalam unggahan itu, Bambang Hartono pun tersorot hanya menggunakan kaos berkerah polos warna hijau. Tidak ada pakaian yang mungkin terlihat mewah.

Kisah perjalanan Bambang Hartono dan keluarganya membangun bisnis diketahui tidak mudah. Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono dahulu ditinggal ayah mereka; Oei Wie Gwan, pada usia yang cukup muda, yakni 23 dan 24 tahun.

Pada saat itu, ayahnya sudah memiliki usaha pabrik rokok kretek bernama Djarum yang telah dijalankan sejak 21 April 1951 oleh ayah mereka. Sepeninggalan ayahnya, bisnis Djarum harus dilanjutkan oleh kedua bersaudara itu.

Namun, tidak mudah juga perjalanannya. Mereka berdua harus melanjutkan perjuangan PT Djarum dengan kondisi mengenaskan. Pabrik rokok tersebut terbakar di tahun yang sama dan meninggalkan PT Djarum dalam kesulitan keuangan.

Hartono bersaudara pun melanjutkan usaha pabrik rokok yang ada di kota Kudus, Jawa Tengah tersebut pada masa mudanya. Berkat naluri bisnis dan ketekunan mereka, Hartono bersaudara akhirnya berhasil membawa perusahaan ini ke posisi yang lebih bergengsi sebagai salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia.

Pada tahun 1970-an, Djarum sukses menjadi salah satu pemasok rokok cengkeh terbesar di dunia. Pada tahun 1972, Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun 1981.

Djarum terus mendulang kesuksesan melalui bisnis tembakau sebelum akhirnya mengalami masa suram saat krisis keuangan 1998. Setelah krisis keuangan Asia pada tahun 1998, Hartono bersaudara melirik peluang pada bisnis lain dan akhirnya membeli sebagian saham Bank Central Asia (BCA) bersama dengan Grup Lippo saat itu.

Keluarga Hartono membeli saham di BCA, setelah keluarga kaya lainnya, Salim, kehilangan kendali atas bank itu selama krisis ekonomi Asia 1997-1998. Lantaran kinerja terus memberikan hasil positif, Djarum pun menambah porsi kepemilikan di bank terbesar di Indonesia tersebut hingga akhirnya kini memiliki porsi saham mayoritas.

Sampai saat ini gurita bisnis Hartono bersaudara tersebut berkembang, mulai dari peralatan elektronik, properti, perkebunan hingga teknologi informasi dan game online.

Selama lima tahun terakhir, Djarum Group telah bergerak ke sektor ritel online yang tumbuh cepat, mengakuisisi Kaskus, Infokost, Blibli, hingga Bolabob, Mindtalk, DailySocial, Kincir, dan Opini. Grup ini juga memiliki saham pengendali di agensi pemasaran digital Merah Cipta Media. Hartono bersaudara juga memiliki investasi di startup game Razer di Singapura.

Djarum tetap menjadi produsen rokok terbesar di Indonesia bersama dengan Sampoerna dan Gudang Garam. Meski regulasi tentang rokok semakin ketat, tetap saja Hartono bersaudara masih terus mendominasi takhta orang terkaya di Indonesia lantaran juga menguasai pangsa pasar di lini bisnis yang lain.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website detik.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News