customer.co.id – Jakarta – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menambah investasi untuk periklanan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing merek-merek Unilever.

“Perusahaan melakukan peningkatan investasi periklanan sebesar 27 persen dibandingkan tahun lalu, dan peningkatan pengeluaran trade di channel utama,” ungkap Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk, Ira Noviarti dalam keterangan tertulis, Kamis (27/10/2022).

Mengutip laporan keuangan perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 September 2022, belanja iklan dan riset pasar tercatat sebesar Rp 2,33 triliun. Belanja iklan itu naik 34,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,72 triliun. Jika dihitung secara kumulatif, belanja iklan dan riset pasar itu naik 15,42 persen dibandingkan realisasi akhir tahun lalu sebesar Rp 2,33 triliun.

Menurut laporan Nielsen, Ira membeberkan daya saing Unilever pada kuartal III 2022 menguat. Market share perseroan meningkat dalam tiga bulan terakhir dibandingkan tiga bulan sebelumnya, baik secara value maupun volume.

“Bahkan bisnis e-Commerce dan Unilever Food Solutions (UFS) bertumbuh lebih dari 50 persen selama kuartal ini,” imbuh Ira.

Selain menambah investasi pada iklan, perseroan juga melakukan peningkatan pengeluaran trade di channel utama. Untuk memperkuat fundamental sekaligus memastikan kemampuan untuk terus bersaing di masa depan (future-fit), perseroan memulai perjalanan transformasi channel-nya di semester II 2021.

“Mulai kuartal III 2022 kami mengurangi stok di sisi trade, dan langkah ini akan berlanjut di kuartal IV 2022. Saya melihat pentingnya membangun bisnis yang future-fit dan menciptakan sistem yang efisien, sehingga kami bisa bergerak lebih gesit dan tangkas untuk merespons pasar. Dengan demikian, inovasi kami akan menjangkau konsumen lebih cepat dan kami dapat membantu customer mendorong pertumbuhan penjualan sell-out yang kompetitif,” kata Ira.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kinerja Kuartal III 2022

Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan kinerja keuangan perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 September 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengantongi penjualan bersih Rp 31,54 triliun, naik 5,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 30,03 triliun.

Bersamaan dengan itu, harga pokok penjualan naik menjadi Rp 15,69 triliun dari Rp 14,94 triliun pada September 2021. Sehingga laba bruto turun menjadi Rp 14,95 triliun dibanding posisi September 2021 sebesar Rp 15,09 triliun.

Mengutip laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/10/2022), perseroan mencatatkan beban pemasaran dan penjualan sebesar Rp 6,41 triliun, beban umum dan administrasi Rp 2,52 triliun, dan penghasilan lain-lain Rp 3,46 miliar.

Dari rincian ini, perseroan memperoleh laba usaha sebesar Rp 6,02 triliun. Pada periode ini, perseroan juga menyatakan penghasilan keuangan per September 2022 sebesar Rp 7,34 miliar dan biaya keuangan Rp 59,09 miliar. Setelah dikurangi pajak penghasilan, perseroan berhasil mengukuhkan laba sebesar Rp 4,61 triliun, naik 5,31 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,38 triliun.

Dari sisi aset Unilever Indonesiasampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 20,24 triliun, naik dari posisi akhir tahun lalu senilai Rp 19,08 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 89,35 triliun dan aset tidak lancar Rp 10,89 triliun.

Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 14,51 triliun, turun dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 14,75 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 12,35 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 2,16 triliun. Sementara ekuitas hingga September 2022 naik menjadi Rp 5,73 triliun dari Rp 4,32 triliun pada Desember 2021.

Hadapi Inflasi

Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengantisipasi potensi kenaikan harga komoditas dan bahan baku di tengah inflasi global. Diakui, kondisi itu turut berimbas pada perseroan.

Meski begitu, Direktur Customer Operation PT Unilever Indonesia Tbk, Enny Hartati Sampurno mengatakan, perseroan masih mampu mencatatkan profitabilitas hingga paruh pertama pada 2022. Dia menilai, hal itu ditunjang oleh sejumlah strategi yang dijalankan perseroan.

“Jadi di semester I ini memang cost inflasi dari material itu sangat tinggi. Tapi profitabilitas Unilever Indonesia masih bisa kita maintenance. Hal itu ditunjang oleh beberapa hal. Pertama kita mengadakan press increase to cover the material price inflation. yang kedua cost saving,” kata dia dalam paparan kinerja perseroan, Selasa (26/7/2022).

Selanjutnya

Pada semester I 2022, perseroan melakukan cost saving cukup signifikan hingga 7 persen dari total pengeluaran. Sehingga dampak inflasi masih dapat dimitigasi, hingga perseroan berhasil membukukan laba.

Meski begitu, perseroan masih harus bersiap diri untuk paruh kedua tahun ini yang tak kalah menantang. Perseroan akan mengamati situasi makro ekonomi, sembari masih mengimplementasikan cost saving yang terbukti berhasil untuk efisiensi kinerja perseroan.

“Kuncinya adalah wait and see, bagaimana impact high inflation ini ke consumer purchasing power. Tapi yang akan dilakukan oleh Unilever tetap sama, nomor satu adalah cost saving program,” kata dia.

Selain itu, perseroan juga akan memaksimalkan availability dari produk kemasan sachet yang menawarkan harga lebih murah. Sehingga Jika terjadi penurunan daya beli atau downgrading, konsumen masih akan tetap menggunakan produk Unilever.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News