customer.co.id – Kesehatan jiwa ditandai dengan perasaan cemas, khawatir yang berlebihan, rendah diri, putus asa, hingga sulit untuk tidur.

Hal tersebut diungkapkan oleh dokter spesialis kedokteran jiwa ( psikiater ) dr. Dian Pitawati, SpKJ.

Menurutnya, tanda atau gejala yang dimiliki masalah kesehatan jiwa ialah mereka yang memiliki masalah dengan pikiran, perasaan, dan juga perilakunya.

Ia mengatakan, seseorang harus lebih memperhatikan dan juga lebih merawat diri sendiri agar mengetahui apakah ada perubahan yang tak biasa baik dalam pikiran, perasaan, maupun perilakunya, yang dapat menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari.

“Tanda atau gejala (masalah kesehatan jiwa ) pasti ada di pikiran, perasaan, perilaku. Kalau sudah merasa tidak nyaman di area itu, sudah pasti ada masalah kesehatan jiwa . Contohnya cemas dan khawatir berlebihan, rendah diri, putus asa, sampai sulit tidur ,” ucap Dian.

Dian mengatakan, jika hal tersebut terjadi seseorang perlu berkonsultasi kepada profesional. Sebab menurutnya, seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan mental apabila ia telah memenuhi kriteria diagnosis.

Menurutnya, perasaan sedih, kecewa, overthinking dalam diri manusia pasti akan selalu ada. Namun apakah hal tersebut dapat dikatakan wajar atau tidak perlu didiagnosis terlebih dahulu.

“Harus memenuhi kriteria diagnosis dulu atau kriteria gangguan jiwa itu seperti apa. Perubahan pikiran, perasaan, perilaku, karena kita lihat ada masalah, itu kan respons wajar,” ucapnya.

“Masa kita lagi ditinggal orang dekat kita yang paling kita sayangi terus kita malah bahagia atau biasa saja. Jadi sedih, kecewa, overthinking, itu hal wajar,” ujar Dian menambahkan.

Namun menurutnya, kriteria gangguan kesehatan jiwa dapat didiagnosis berdasarkan gejala, onset atau awal munculnya, dan juga durasi.

Sehingga menurut Dian, peran profesional sangat dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan dan seseorang tak bisa mendiagnosis dirinya sendiri.

“Misalnya, episode depresi itu apa sih? Kalau sudah memenuhi tanda atau kriteria diagnosis penyakit depresi sudah ada dua minggu. Jadi enggak semata-mata sedih langsung dibilang depresi. Makanya perlu pemeriksaan dulu,” ucapnya.

Kemudian, ia menambahkan apabila seseorang mengidap skizofrenia maka yang terganggu ialah lima pancaindra.

“Enggak ada sumbernya, tapi dia mendengar suara-suara atau melihat sesuatu. Tapi dia harus memenuhi onset dan durasi, misalnya sudah lebih dari satu bulan, bisa jadi termasuk skizofrenia,” ujar Dian.***

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website pikiran-rakyat.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News