customer.co.id – Makanan ultra-proses adalah makanan olahan pabrik yang dibuat secara massal dan dijual dalam bentuk kemasan.

Menurut hasil penelitian, konsumsi makanan ultra-proses oleh seorang ibu tampaknya dikaitkan dengan peningkatan risiko kelebihan berat badan atau obesitas pada anak -anaknya, terlepas dari faktor risiko gaya hidup lainnya.

Temuan penelitian ini dipublikasikan di The BMJ. Para peneliti mengatakan studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini dan untuk memahami faktor-faktor yang mungkin bertanggung jawab.

Namun, mereka menyarankan bahwa para ibu mungkin mendapat manfaat dari membatasi asupan makanan ultra-olahan mereka.

Selain itu, pedoman diet harus disempurnakan dan hambatan finansial dan sosial dihilangkan untuk meningkatkan nutrisi bagi wanita usia subur dan mengurangi obesitas pada masa kanak-kanak.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ), ada 39 juta anak – anak kelebihan berat badan atau obesitas pada tahun 2020. Ini menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung, diabetes, kanker, dan kematian dini.

Makanan ultra-proses, seperti makanan panggang dan makanan ringan kemasan, minuman bersoda dan sereal manis, umumnya ditemukan dalam diet gaya Barat modern dan dikaitkan dengan penambahan berat badan pada orang dewasa.

Akan tetapi, tidak jelas apakah ada hubungan antara makanan ultra-proses yang dikonsumsi ibu dengan berat badan anaknya.

Berbagai faktor lain yang berpotensi berpengaruh, yang diketahui sangat berkorelasi dengan obesitas pada masa kanak-kanak, juga diperhitungkan.

Ini termasuk berat badan ibu (BMI), aktivitas fisik, merokok, status hidup (dengan pasangan atau tidak), dan pendidikan pasangan, serta konsumsi makanan ultra-olahan anak , aktivitas fisik, dan waktu menetap.

Secara keseluruhan, 2.471 (12 persen) anak – anak mengalami kelebihan berat badan atau obesitas selama masa tindak lanjut rata-rata 4 tahun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan ultra-olahan ibu dikaitkan dengan peningkatan risiko kelebihan berat badan atau obesitas pada keturunannya.

Misalnya, risiko 26 persen lebih tinggi terlihat pada kelompok dengan konsumsi makanan ultra-olahan ibu tertinggi (12,1 porsi per hari) dibandingkan kelompok konsumsi terendah (3,4 porsi per hari).***

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website pikiran-rakyat.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News