customer.co.id – Menurut studi terbaru, para peneliti memperkirakan jumlah kasus penyakit diabetes tipe 1 di seluruh dunia bisa menjadi berlipat ganda menjadi sebanyak 17 juta pada tahun 2040.

Para ahli menyatakan beberapa alasan dari peningkatan kasus diabetes tipe 1 tersebut.

Termasuk salah satunya dilakukan lagi pengujian yang lebih baik dan pengelolaan penyakit yang lebih baik yang memungkinkan orang untuk bisa menjalani hidup yang lebih lama.

Mereka mengatakan peningkatan kasus akan meningkatkan tanggung jawab untuk keluarga, kelompok masyarakat, dan industri perawatan kesehatan.

Dari hasil studi diperkirakan jumlah orang yang hidup dengan diabetes tipe 1 secara global dapat meningkat menjadi antara 13,5 juta hingga 17,4 juta orang pada tahun 2040.

Sebuah studi pemodelan yang diterbitkan dalam The Lancet Diabetes & Endocrinology memproyeksikan bahwa diabetes tipe 1 akan meningkat di semua negara pada tahun 2040, meningkat dari 8,7 juta orang yang sekarang hidup dengan diabetes tipe 1.

“Hasil kami memberikan peringatan untuk implikasi negatif yang substansial bagi masyarakat dan sistem perawatan kesehatan,” kata Dr. Graham Ogle, rekan penulis studi dan profesor di University of Sydney di Australia, dalam sebuah pernyataan.

“Ada peluang untuk menyelamatkan jutaan nyawa dalam beberapa dekade mendatang dengan meningkatkan standar perawatan untuk T1D (termasuk memastikan akses universal ke insulin dan pasokan penting lainnya) dan meningkatkan kesadaran akan tanda dan gejala T1D untuk memungkinkan tingkat 100 persen diagnosis di semua negara,” kata Dr. Graham Ogle.

Pemodelan menunjukkan bahwa 10 negara teratas dengan prevalensi diabetes tipe 1 tertinggi adalah Amerika Serikat, India, Brasil, China, Jerman, Inggris, Rusia, Kanada, Arab Saudi, dan Spanyol.

Negara-negara ini menyumbang 60 persen dari kasus global diabetes tipe 1, atau sedikit lebih dari 5 juta orang.

Pemodelan juga menunjukkan bahwa ada 21 persen orang yang hidup dengan diabetes tipe 1 tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah.

Mengapa Studi Melihat Ada Peningkatan Diabetes Tipe 1 ?

Dr. Marilyn Tan, seorang profesor kedokteran klinis di bidang endokrinologi di Universitas Stanford di California, mengatakan peningkatan yang diproyeksikan pada orang yang hidup dengan diabetes dapat disebabkan oleh perbaikan dalam pengujian serta manajemen diabetes.

“Pemodelan menunjukkan sejumlah besar individu yang didiagnosis berada di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah. Beberapa di antaranya mungkin karena peningkatan akses ke perawatan, peningkatan kesadaran akan diabetes tipe 1 pada orang dewasa [dan] non-remaja, dan peningkatan pengujian diagnostik,” katanya kepada Healthline.

“Jumlah orang yang hidup dengan diabetes tipe 1 yang lebih tinggi juga dapat mencerminkan bahwa kita melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mengelola diabetes dan komplikasinya,” ujar Tan menambahkan.***

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website pikiran-rakyat.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News