customer.co.id – Kota-kota besar tingkat polusi yang semakin tinggi sudah tentu perlu diwaspadai.

Tak dipungkiri lagi jika tingkat polusi udara yang tinggi bisa memicu berbagai penyakit.

Oleh karena itu banyak peneliti di seluruh dunia mulai fous untuk meneliti dampak polusi udara bagi kesehatan tubuh.

UKBiobank telah melakukan penelitian dengan didasarkan analisis catatan kesehatan pada 318.752 orang.

Para peneliti mengamati kondisi kesehatan subjek tersebut sampai tahun masa tindak lanjut.

Selama waktu itu, 5.967 orang mengalami stroke pertama atau insidental.

Selain itu, 2.985 orang memiliki efek kardiovaskular pasca stroke , dan ada 1.020 kematian berikutnya.

Para peneliti juga menggunakan data polusi udara selama 1 tahun untuk memperkirakan paparan berdasarkan tempat tinggal orang.

Mereka memodelkan paparan polutan setiap individu berdasarkan penggunaan lahan, lalu lintas, populasi, dan data topografi.

Data menunjukkan bahwa orang yang terkena stroke selama penelitian rata-rata terpapar 10,03 g/m3 PM 2.5. Untuk orang yang tidak terkena stroke , paparannya adalah 9,97 g/m3.

“Studi baru ini mencoba mengevaluasi efek ‘dinamis’ polusi terhadap risiko stroke dan kematian pada populasi besar selama periode tindak lanjut yang sangat lama,” kata Dr. Folino.

“Pada dasarnya, ini adalah demonstrasi lain dari efek berbahaya jangka panjang dari polusi, dan khususnya partikel halus dan nitrogen oksida, pada sistem kardiovaskular,” katanya menambahkan.

Bagaimana PM (Partikel Halus) 2.5 bisa mengudara?

Di luar ruangan, PM 2.5 sebagian besar berasal dari kendaraan berbahan bakar fosil seperti mobil, truk, bus, kereta api tradisional, mobil salju, dan peralatan konstruksi.

Setiap proses itu yang melibatkan pembakaran kayu, minyak, bensin, atau batu bara juga dapat berkontribusi, termasuk pembangkit listrik.

Selain itu, partikel kecil namun berbahaya ini dapat menyebar di udara, sehingga peristiwa alam seperti kebakaran hutan dan gunung berapi menyebarkannya dalam jarak yang jauh.

Di dalam rumah, PM 2.5 dapat berasal dari rokok, lilin yang menyala, memasak di atas kompor atau di oven, perapian, dan pemanas ruangan yang membakar bahan bakar.

“Ketika kita mempertimbangkan polusi udara , kita tidak harus hanya memikirkan kualitas udara yang kita hirup di luar ruangan. Sangat sering, polusi bisa lebih besar di rumah,” kata Dr. Folino,

Dirinya menambahkan bahwa orang juga bisa mengkonsumsi PM 2.5 dalam air dan makanan.***

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website pikiran-rakyat.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News