TEMPO.CO, Jakarta – Pengacara Bharada E atau Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu, Ronny Talapessy mengajukan psikolog untuk kliennya. Ronny mengatakan hal tersebut untuk memenuhi hak dalam pendampingan kliennya.

“Kami kemarin meminta supaya hak-hak klien kami diberikan dan penyidik merespon, hari ini saya datangkan ahli psikologi untuk klien kami,” ujarnya di Bareskrim, Senin, 15 Agustus 2022.

Mengenai tujuan kehadiran psikolog itu tidak dijelaskan lebih lanjut oleh Ronny karena hal itu berkaitan dengan materi penyidikan. Dia hanya menegaskan bahwa Bharada E tidak ada niat membunuh Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat karena menjalankan perintah Inspektur Jenderal Ferdy Sambo.

“Di sini sudah jelas bahwa dia bukan bagian dalam perencanaan. Tadi sudah disampaikan oleh LPSK sudah sangat jelas bahwa saudara Bharada RE ini tidak bagian dalam rencana, dalam rencana pembunuhan,” tuturnya.

Kondisi kesehatan Bharada E, kata Ronny dikatakan baik hingga hari ini. Menurutnya, tidak adanya niat mens rea dari Bharada E diharapkan juga bisa membebaskan kliennya dari kasus ini.

“Kami berharap bahwa ini jadi poin yang bagus sehingga kami harapkan Bharada E bisa bebas,” katanya.

Pada hari ini, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) resmi menerima permintaan Bharada E sebagai justice collaborator. Sedangkan permohonan perlindungan oleh Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo, telah ditolak oleh lembaga itu.

“LPSK menghentikan penelahaan terhadap permohonan LPSK karena memang tidak ada pidana seperti yang diumumkan Bareskrim Polri,” kata Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo saat konferensi pers, 15 Agustus 2022, di kantor LPSK di Ciracas, Jakarta.

Dia menjelaskan LPSK melihat kejanggalan kasus ini sejak awal. Kejanggalan pertama, katanya, ada dua laporan yang diajukan, yakni laporan Pasal 289 KUHP dan/atau Pasal 335 KUHP, yang dilaporkan ke Polres Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022 dan 9 Juli 2022.

“Tetapi kedua LP ini bertanggal berbeda tetapi nomornya sama. Oleh karena itu, kami pada waktu itu barang kali terkesan lambat dan muncul pertanyaan ‘Kok tidak memutuskan perlindungan kepada PC?’,” kata Hasto.

FAIZ ZAKI | EKA YUDHA SAPUTRA


Sumber : news.google.com.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News