Kamis, 11 Agustus 2022 – 15:17 WIB

VIVA Dunia – Partai Kuomintang di Taiwan merupakan partai politik oposisi di negeri itu yang cenderung ramah dan menerima China meskipun Kuomintang menyatakan partainya tak serta-merta pro China.

Partai Kuomintang (KMT) didirikan tahun 1912 pada masa genting periode China saat ditumbangkannya Dinasti Qing. Partai Kuomintang merupakan salah satu partai tertua di Asia dan akhirnya memusatkan kegiatan di Taiwan setelah China dikuasai oleh Komunis yang memenangkan Perang Sipil China sebagaimana dilansir laman Al-Jazeera.

Hanya dua partai yang bertahan melewati perang sipil termasuk Partai Kuomintang yang kemudian dalam transisi demokrasi merasa jadi korban dan kemudian berjuang mendapatkan dukungan dari warga Taiwan dari generasi ke generasi hingga saat ini.

Institusi politik dan lembaga survei di Taiwan menilai bahwa Partai Kuomintang perlu lebih berinovasi agar bisa menarik hati generasi muda Taiwan. Pasalnya dari hasil pemilihan presiden di Taiwan, 72 persen voting diberikan kepada Partai Progresif Demokratik (DPP). Sementara KMT hanya mendapatkan sedikit suara dan sangat sedikit pemilih di bawah usia 40 tahun.

Sementara itu Kunjungan Wakil Ketua Partai Kuomintang ke China daratan pada Rabu, 10 Agustus 2022 membuat marah pimpinan Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa. Kunjungan Andrew Hsia tersebut telah memicu kontroversi karena dilakukan di tengah tekanan militer dan ekonomi terhadap Taiwan yang dilakukan oleh China.

Sebelumnya China yang amat marah atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan. Kunjungan Pelosi ini kemudian membuat China membatalkan sejumlah perjanjian penting dengan AS dan sengaja latihan unjuk kekuatan selama berhari-hari di sekitar negara pulau Taiwan.

Artikel ini bersumber dari www.viva.co.id.

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News