customer.co.id – Negara-negara Eropa tengah berlomba untuk menyelidiki kebocoran yang tidak dapat dijelaskan pada dua pipa gas Rusia yang beroperasi di bawah Laut Baltik dekat Swedia dan Denmark.

Dua pipa tersebut merupakan infrastruktur di jantung krisis energi sejak serangan Moskow ke Ukraina.

Para ahli, termasuk juga dari pihak Rusia yang membangun jaringan tersebut, mengatakan kemungkinan sabotase tidak dapat dikesampingkan.

Sebelumnya, Otoritas Maritim Swedia mengeluarkan peringatan tentang dua kebocoran di pipa Nord Stream 1. Ini terjadi tak lama setelah kebocoran pada pipa Nord Stream 2 terdekat ditemukan.

Kedua jaringan pipa tersebut telah menjadi titik nyala dalam perang energi yang meningkat antara ibu kota Eropa dan Moskow, di mana membuat harga gas melonjak dan memicu perburuan pasokan energi alternatif di berbagai negara.

“Ada beberapa indikasi bahwa itu adalah kerusakan yang disengaja,” kata seorang sumber keamanan Eropa, sambil menambahkan bahwa masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan.

“Anda harus bertanya: Siapa yang akan untung?” tambahnya, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (27/9/2022).

Rusia juga mengatakan kebocoran di jaringannya menjadi perhatian dan sabotase adalah salah satu kemungkinan penyebabnya.

“Tidak ada pilihan yang bisa dikesampingkan saat ini,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.

Saat kebocoran ditemukan, tidak ada pipa yang memompa gas ke Eropa. Insiden tersebut juga akan menggagalkan harapan yang tersisa bahwa Eropa dapat menerima gas melalui Nord Stream 1 sebelum musim dingin.

“Kehancuran yang terjadi pada hari yang sama secara bersamaan pada tiga rangkaian pipa gas lepas pantai dari sistem Nord Stream belum pernah terjadi sebelumnya,” kata operator jaringan Nord Stream AG.

“Belum bisa memperkirakan waktu pemulihan infrastruktur transportasi gas.”

Meskipun tidak ada yang beroperasi, kedua pipa masih mengandung gas di bawah tekanan. Gazprom, perusahaan yang dikendalikan Kremlin dengan monopoli ekspor gas Rusia melalui pipa, menolak berkomentar terkait masalah ini.

Sebelumnya, Rusia memangkas pasokan gas ke Eropa melalui Nord Stream 1 sebelum menghentikan aliran sama sekali pada Agustus. Mereka menyalahkan sanksi Barat karena menyebabkan kesulitan teknis. Politisi Eropa mengatakan itu adalah dalih untuk berhenti memasok gas ke blok Eropa.

Sementara pipa Nord Stream 2 yang baru belum memasuki operasi komersial. Rencana penggunaan untuk memasok gas dibatalkan oleh Jerman beberapa hari sebelum Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website cnbcindonesia.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News