customer.co.id – Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengajak semua elemen bangsa untuk “mengubur” dendam masa lalu dan menggantinya dengan cita-cita besar membangun bangsa.

“Setelah lebih dari 50 tahun tragedi berdarah yang menimbulkan trauma generasi bangsa itu berlalu, setiap tanggal 1 Oktober semestinya kita jadikan sebagai momentum introspeksi dan penguatan cita-cita bangsa, bukan membesar-besarkan dendam lama,” kata Basarah di Jakarta, Sabtu.

Dia mengatakan Gerakan Satu Oktober (Gestok)1965 hanya mempertontonkan kekejaman antarsesama anak bangsa yang tidak boleh terulang.

Menurut dia, setelah peristiwa Gestok 1965, terjadi perang saudara yang menewaskan ratusan ribu anak bangsa yang anti-PKI maupun dituduh antek-antek PKI.

Basarah mengutip laporan The Guardian pada Februari 2022 yang mengungkapkan dokumen rahasia Inggris bahwa sekitar 500.000 orang yang diduga pro-PKI dibunuh antara 1965-1966, sedang sumber lain memperkirakan 3.000.000 korban tewas.

“Generasi sekarang tentu harus prihatin membaca banyak laporan media massa Barat tentang tragedi yang dulu menjadi misteri namun saat ini bisa diakses dengan mudah setelah berusia 30 tahun lebih,” ujarnya.

Dia mengatakan yang bisa disimpulkan dari pemberitaan tersebut adalah negara-negara Barat ternyata terlibat aktif dalam tragedi berdarah penggulingan Presiden Soekarno.

Karena itu, dia mengajak semua elemen bangsa untuk tidak mudah terprovokasi oleh berbagai kekuatan dan kepentingan asing yang ingin mengulangi praktik adu domba atau devide et imperazaman kolonial Belanda dahulu.

“Cukup sudah peristiwa berdarah yang menyebabkan korban jiwa rakyat Indonesia di era transisi pemerintahan Presiden Soekarno ke Presiden Soeharto dan era Presiden Soeharto ke era reformasi,” ujarnya.

Menurut Basarah, Indonesia sebagai bangsa yang besar patut bersyukur pergantian pemerintahan di era reformasi berlangsung relatif damai. Selain itu, dia menilai perkembangan peradaban politik bangsa tersebut harus disyukuri dan pelihara dengan baik.

Ia mengajak semua pihak mempererat persaudaraan bangsa demi Indonesia yang lebih maju di masa depan dan demi anak cucu bangsa.

“Jangan lagi ada caci maki dan provokasi di antara elite bangsa yang dapat menyulut perpecahan di tengah masyarakat kita. Pancasila sebagai ideologi bangsa harus kita jadikan ideologi yang bekerja di tengah bangsanya untuk memelihara dan memperkokoh persatuan nasional,” ujarnya.

Basarah berharap para pemimpin bangsa dan masyarakat dapat belajar dari pengalaman kelam para pendahulu bangsa yang telah terjebak dalam pusaran perang saudara yang memilukan hanya gara-gara perebutan kekuasaan para aktor politik.

Dia menegaskan keutuhan dan persatuan bangsa Indonesia adalah segalanya yang harus dijaga selamanya.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website antaranews.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News