customer.co.id – “Gelar selamatan, warga saling lempar makanan. Lokasi: Sidolaju, Ngawi, Jawa Timur,” begitulah keterangan yang dituliskan akun Instagram @ndorobei.official, dikutip pada Minggu (9/10/2022).

Dalam video tersebut tampak warga Sidolaju yang berkumpul di sebuah tanah lapang dengan banyak jenis bahan makanan yang digelar di sekitar mereka.

Lalu tanpa berbasa-basi, para warga tersebut saling melempar makanan tersebut. Baik tua, muda, laki-laki, dan perempuan, semua bersatu padu untuk saling melempar makanan.

Tidak terlalu jelas jenis makanan apa yang mereka lemparkan satu sama lain. Namun aksi saling melempar makanan tersebut membuat suasana di tanah lapang jadi sangat berantakan akibat makanan yang tumpah ruah.

Video tersebut jelas menjadi pro dan kontra, apalagi karena melempar serta membuang makanan adalah hal yang dilarang di ajaran keagamaan.

Kami menghargai tradisi daerah mana pun ,tapi kalau seperti buang makanan kok sedih hati saya . saya aja makanan enak gak enak tetap saya makan habiskan asal tidak basi,” komentar warganet.

Banyak yang gak bisa makan diluar sana,” kata warganet.

Tradisi kalo yang sekiranya ga bawa manfaat dan kebaikan, mending ditinggalin lah. Mubazir itu. Masih banyak orang yang kekurangan makan,” ujar warganet.

Itu tetangga kampung ku Min. Emang begitu tradisinya dari jaman simbah-simbah dulu. Biasanya ada reog nya juga. Kami nyebutnya Balbalan Sego. Terlepas ada yang menyayangkan, yah itulah tradisi. Hanya orang setempat yang tau alasannya, karena dibalik tradisi pasti ada kejadian besar yang melatarbelakanginya dahulu kala,” tutur warganet lain yang memberi penjelasan soal tradisi warga.

Mubazirkan makanan… masih banyak orang yang masih kekurangan maknan, terkadang adat emang dihormati tapi kalo sampai kayak gitu sedihhh,” timpal yang lainnya.

Tradisi Nyadranan

Menurut keterangan dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Ngawi, gelaran tradisi nyadranan adalah ritual warisan dari nilai-nilai leluhur dan upaya untuk menunjukkan bahwa manusia menjadi satu dengan alam.

Tujuan ritual ini sebagai bentuk penghargaan masyarakat kepada alam yang telah menghidupi mereka dan untuk rezeki yang melimpah. Biasanya tradisi nyadranan ini dilakukan pasca ritual sakral di sumber air yang disebut “Sendang Tambak”.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website suara.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News