customer.co.id – Kondisi Inggris makin gonjang-ganjing. Ini terkait update terbaru upaya pemerintahnya menangani krisis di mana wacana pemotongan pajak (tax cut) baru saja dibatalkan.

Aturan tersebut dikampanyekan pemerintah Perdana Menteri (PM) Liz Truss sejak Jumat dua pekan lalu. Namun pemotongan tersebut ditentang habis-habisan anggota parlemen Inggris dari Partai Konservatif (Tory), setelah sebelumnya juga tidak diterima dengan baik oleh pasar keuangan.

Salah satu poinnya adalah penghapusan pajak senilai US$ 48 miliar, tanpa pengurangan belanja negara. Termasuk 45% pajak penghasilan ke penerima tertinggi.

Pemerintah Truss juga berencana mengangkat batas bonus bankir. Dawning Street juga membalikkan rencana kenaikan pajak perusahaan serta kenaikan baru-baru ini dalam kontribusi asuransi nasional.

Hal itu dipandang sebagai ‘racun politik’. Apalagi warga Inggris kini menghadapi krisis biaya hidup.

“Kami mengerti, dan kami telah mendengarkan,” kata Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng dalam sebuah pernyataan terbaru saat mengumumkan pembatalan dikutip AFP, Senin (3/8/2022).

Pembatalan ini menjadi pukulan telak bagi pemerintah Truss yang baru menjabat 5 September. Ia dianggap salah membaca suasana partai dan negara, serta percaya bahwa mereka dapat mendorong pemotongan pajak untuk orang kaya selama krisis biaya hidup.

Satu survei YouGov akhir pekan bahkan menemukan 51% orang Inggris berpikir ia harus mengundurkan diri. Ini juga berlaku untuk menkeu Kwarteng dengan 54%.

Dalam wawancara dengan BBC, Kwarteg sendiri sempat ditanya kemungkinan mengundurkan diri setelah pembatalan. Meski begitu, ia bersikeras tak akan melakukannya.

“Tidak sama sekali,” katanya kepada media Inggris itu.

“Saya sangat senang bahwa kami telah memutuskan untuk tidak melanjutkan itu karena itu menenggelamkan unsur-unsur rencana yang sangat baik,” jelasnya lagi.

Pound melonjak karena pemberitaan ini, di mana mata yang Inggris tersebut naik lebih dari satu sen terhadap dolar menjadi US$ 1,1263. Mata uang menyentuh rekor terendah minggu lalu setelah pengumuman tax cut pemerintah Truss.

Dana Moneter Internasional (IMF) pekan lalu juga mengatakan pemotongan pajak mungkin akan memperburuk ketidaksetaraan. Ini akan melemahkan perjuangan bank sentral Inggris, BoE, melawan inflasi yang hamper 10% pada Agustus.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website cnbcindonesia.com. Situs https://customer.co.id adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://customer.co.id tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

Baca Artikel Menarik Lainnya dari Customer.co.id di Google News